Perkenalkan, Tugu Equator di Tengah Hutan Barito

Puruk Cahu, Kalteng - Tugu Equator (Equator Monument) yang terletak di kawasan hutan Desa Tumbang Olong, Kecamatan Uut Danum, Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalimantan Tengah (Kalteng), dijadikan objek wisata.

"Mulai tahun ini kawasan tugu equator kami kembangkan menjadi objek wisata andalan daerah ini bahkan Kalteng," kata Wakil Bupati Mura, Nuryakin di Puruk Cahu, Senin (5/10).

Nuryakin mengatakan tugu Equator yang merupakan kawasan lintasan garis khatulistiwa yang berada di kabupaten paling utara Kalteng itu dibangun 2001 oleh perusahaan hak pengusahaan hutan (HPH) PT Sarang Sapta Putra.

Selama ini tugu khatulistiwa di wilayah kabupaten paling pedalaman Sungai Barito yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Barito Utara itu masih belum dikenal karena letaknya relatif jauh dari Puruk Cahu, ibukota Kabupaten Mura, sekitar 4 jam lebih menggunakan mobil maupun roda dua.

"Untuk itu kami melakukan pembenahan dengan membangun sejumlah sarana dan prasarana sehingga kawasan itu menjadi salah satu tujuan wisata," jelasnya.

Bangunan tugu terdiri atas 4 tonggak kayu ulin (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah masing-masing 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah 4,40 meter.

Diameter lingkaran yang di tengahnya terdapat tulisan EVENAAR sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter dengan tulisan plat di bawah anak panah tertera 114’ 2002’ LG (OlvGr) menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.

"Di sekitar tugu dibangun tempat istirahat untuk memudahkan wisatawan yang berkunjung ke sana," ujar Nuryakin.

Dia menjelaskan untuk menambah kelengkapan objek wisata tugu equator di kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa emas, intan dan batubara itu, juga ada lokasi kawasan hutan dengan koleksi tumbuh-tumbuhan khas Kalimantan yang dipelihara sekitar areal perusahaan yang bergerak disektor perkayuan tersebut.

Selain itu, di sepanjang ruas jalan HPH atau di sekitar kawasan desa yang dikenal masyarakat setempat dengan nama Desa Laas tersebut juga kaya akan potensi wisata seperti air terjun Bumbun yang tinggi puluhan meter dengan bertingkat-tingkat dan wisata pasir putih bukit tengkorak.

"Kalau potensi wisata ini dikembangkan dengan serius kami yakin menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah di pedalaman ini," kata Nuryakin. (kompas.com)

-

Arsip Blog

Recent Posts