Jakarta - Sejumlah tokoh politik dan juga pengamat menggagas sebuah pagelaran budaya musik melayu yang bertajuk 'Bulan di Pagar Bintang' ini merupakan budaya asli Indonesia, seakan-akan berada di pojok sejarah dan terpuruk. dengan mengangkat kembali budaya melayu ini maka diharapkan akan bisa menyatukan berbagai golongan yang ada.
Acara yang digelar Rabu (16/1) malam, digagas oleh Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, politisi PDIP Arif Budimanta, Politisi PAN Teguh Juwarno, Politisi Golkar Andi Sinulingga, politisi FBR Bursah Zanubi, pengamat politik Ray Rangkuti, Pengamat politik Fachri Ali, dan sejumlah tokoh lainnya diantaranya yakni Fami Fachruddin, Marbawi A Katon, Umar Husin, Tulus Wijarnako, Medrial Alamsyah, politisi FBR Bursah Zanubi.
Pegalaran ini sekaligus juga untuk mengenang karya para musisi Melayu seperti Husein Bawafi, M Mashabi. P Ramlee, Hadi Mahdami dan Said Effendi. Para musisi yang mengisi acara adalah L'Catraz Band, Sulis, Muchsin Alatas, Hamdan ATT, Mustafa Abdullah (Balasyik), Nizar Ali, Ema Lopez, Fahad Munif, Fuad Balfas dan Hendri Lamiri.
Produser Gita Cinta Production, Geisz Chalifah mengatakan bahwa budaya Melayu dan musik Melayu kurang terekspos, media juga kurang melirik, sementara perhatian dari pemerintah juga kurang. Karena itu, untuk membangkitkan kembali budaya Melayu dan membawa kembali musik Melayu ke tengah gelanggang seni Indonesia dengan melibatkan tokoh-tokoh nasinal.
Sementara itu, Andi mengingatkan perlunya mengangkat budaya bangsa sebgai upaya mengembalikan identitas bangsa. "semangat ini perlu terus digelorakan terutama oleh pemuda," katanya.
Fachri Ali pun mendukung hal ini. Menurutnya, wajah budaya bangsa telah kering." Musik melayu adalah merepresentasikan masyarakat indonesia," ujarnya.
Sumber: http://www.suarakarya-online.com