Festival Kuliner Kali Putih Meriah

Salam, Jateng - Pelaksanaan Festival Kuliner Kali Putih berlangsung meriah. Ribuan masyarakat dari sejumlah desa di sekitar bantaran Kali Putih menghadiri festival kuliner pertama tersebut. Hal ini membuat sejumlah stand kehabisan stok makanan meski baru beberapa jam dibuka.

Festival yang menampilkan produk makanan olahan warga terdampak lahar ini akan berlangsung tiga hari mulai Minggu (30/12) hingga Selasa (1/1). "Minat masyarakat cukup tinggi, ada yang sudah habispada tengah hari. Ini menunjukkan bahwa potensi kuliner warga terdampak lahar cukup besar," ungkap Ketua Panitia Festival Kuliner Kali Putih Siti Mulyani, Senin (31/12).

Makanan yang dipamerkan dalam festival ini diantaranya permen tape, wajik bandung, potil talas, tape ketan, jenang krasikan, kitedung, onde-onde ceplus, unthuk cacing, criping kimpul, jenang sirsat, kue seledri dan lain-lain.

Semua makanan tersebut diproduksi oleh korban banjir lahar Kali Putih maupun warga di sekitar Kali Putih yang terdampak lahar. Ada 29 pengrajin makanan olahan yang berasal dari lima desa di tiga kecamatan ikut kegiatan ini.

Yakni Desa Blongkeng di Kecamatan Ngluwar, Desa Gulon, Jumoyo dan Sirahan di Kecamatan Salam, kemudian Desa Ngargosoko di Kecamatan Srumbung. "Mereka menyajikan sekitar 31 jenis produk makanan olahan. Peserta sebagian besar masih tinggal di huntara yakni huntara Mancasan dan huntara Larangan," kata dia.

Mulyani mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kerja sama LSM Paluma (Perempuan Anak Lingkungan Usaha Mikro dan Agribisnis ) dengan UN-OCHA serta masyarakat terdampak banjir lahar di Kabupaten Magelang.

Festival ini sendiri digelar di bekas pangkalan truk Perkasa di Dusun Perbutan Desa Gulon, Kecamatan Salam. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan tempat promosi dan pemasaran bagi produsen makanan yang sedang berupaya bangkit dari keterpurukan paska bencana, membangun kemitraan antara produsen dengan suplyaer, menjembatani komunikasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan.

“Kami ingin memberikan motivasi dan pembelajaran bahwa bencana bukan merupakan akhir dari segalanya, tetapi bisa dijadikan momentum untuk membangun kehidupan yang lebih baik,” tegasnya.

Camat Salam Drs Sukamtono mengatakan, Pemkab Magelang mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia berharap kegiatan ini bisa dilakukan secara berkesinambungan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar bantaran Kali Putih.

“Paska erupsi Merapi 2010 lalu dan banjir lahar masih ada warga terdampak yang tinggal di hunian sementara (huntara). Ini artinya masih ada yang belum pulih sumber penghidupannya. Mereka perlu didorong agar kembali bangkit,” katanya.

Koordinator Penghuni Huntara Mancasan Feri Susanto mengatakan pihaknya diberi dukungan pelatihan, alat produksi serta modal usaha. Bantuan tersebut digunakan untuk merintis usaha kerajinan makanan olahan. "Kami ingin bangkit kembali," katanya.

Selain pameran produk makanan, dalam festival ini juga digelar lomba mewarnai dan menggambar untuk siswa TK hingga SD. Para juara mendapatkan piala dari Ketua DPRD dan BPBD Kabupaten Magelang.

Hari ini rencananya digelar demo membuat egg ubi unggu, demo membatik PKK Desa Jumoyo dan lomba memasak makanan berbahan dasar umbi-umbian memperebutkan tropy Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang.

Pada hari kedua ini juga dilaksanakan demo memasak jilbab modis serta sarasehan penanggulangan bencana bersama DPRD setempat. Untuk hari ketiga atau terakhir, akan digelar lomba gerak dan lagu antar-TK memperebutkan tropy dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora).

-

Arsip Blog

Recent Posts