Pekanbaru, Riau - Masyarakat adat Talang Mamak, berencana menggelar ritual pernikahan "Gawai Gadang" untuk menghidupkan kembali tradisi yang sudah mulai terlupakan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
"Pernikahan Talang Mamak dengan tradisi Gawai Gadang sudah nyaris dilupakan, karena terakhir kali digelar pada tahun 1990-an atau sudah 10 tahun lebih tradisi ini tidak dilakukan," kata Ketua Badan Pelaksana Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Riau, Epriyanto di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, para pemangku adat (batih) Talang Mamak yang melakukan inisiatif untuk melakukan ritual tersebut sedangkan Aman hanya sebagai fasilitatornya. Rencananya ritual tersebut akan digelar di Desa Talang Perigi, Kecamatan Rakit Kulim, Riau pada pertengahan bulan ini.
Ritual tersebut bakal melibatkan seluruh 29 batih dan ritual-ritual adat yang selama ini ditinggalkan. "Karena itu, pernikahan ini digelar selama tiga hari berturut-turut," katanya.
Menurut dia, tradisi Talang Mamak itu mulai ditinggalkan karena Gawai Gadang kini membutuhkan biaya yang sangat besar. Sebelumnya, pernikahan yang mengutamakan gotong royong sekampung itu lebih mudah digelar karena bahan baku dari hutan mudah didapatkan.
Sedangkan, masyarakat Talang Mamak kini mulai kesulitan mencari bahan baku seperti kayu dari hutan karena pesatnya konversi lahan menjadi kelapa sawit dan keberadaan perusahaan-perusahaan industri kehutanan di daerah itu.
"Karena itu, biaya Gawai Gadang menjadi sangat mahal mencapai Rp180 juta karena tidak mudah mendapatkan bahan-bahan dari hutan lagi," ujarnya.
Beberapa ritual Talang Mamak yang bakal digelar pada Gawai Gadang seperti sunatan massal, makan bersama para batih dan tamu undangan, tarian tradisional dan demonstrasi silat tradisional.
Sumber: http://oase.kompas.com