Padang, Sumbar - Yatna Yuana Sumardi akhirnya berhasil menyandang gelar doktor pendidikan setelah lulus ujian terbuka program doktor Ilmu Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang (UNP), di Gedung Serbaguna Fakultas Teknik UNP, kemarin (3/1). Dosen tetap Universitas Islam Riau (UIR) itu berhak menyandang gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul ”Nilai-nilai Pendidikan dalam Pertunjukan Topeng Mak Yong” dengan nilai sangat memuaskan.
Yatna berhasil meyakinkan para dewan penguji terdiri dari Prof Dr Mukhaiyar, Prof Dr Gusril, Prof Dr Azwar Ananda, Prof Dr Abizar, Prof Jalius Jama, dan Prof Dr Daryusti. ”Dewan penguji sepakat Yatna lulus dengan yudisium sangat memuaskan. Dengan demikian, saudara Yatna sudah bisa menggunakan gelar doktor di depan namanya mulai saat ini,” ujar Prof Dr Mukhaiyar yang juga Direktur Program Pascasarjana UNP sambil menyerahkan ijazah tanda kelulusan ujian doktor.
Yatna tampak tak kuasa menyembunyikan rasa harunya di hadapan sejumlah anggota keluarga dan karib kerabat, secara khusus hadir guna merasakan momen krusial dalam hidup pria asal Palembang itu. Yatna mengaku mengambil sampel atau studi kasus pada masyarakat Mantang Arang, Kecamatan Bintan Timur, Kepulauan Riau dalam disertasinya.
Untuk dapat merampungkan disertasi tersebut, pria mengaku besar di Riau itu harus berkutat di lapangan untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan. Lebih kurang tujuh bulan waktu harus dihabiskannya hanya untuk mendapatkan data-data saja. Selama tujuh bulan tersebut, dia harus berkutat langsung dengan kelompok-kelompok Mak Yong di Mantang Arang. Selaku orang bergelut di dunia seni, tentu bukanlah hal berat bagi dia bersosialisasi dengankelompok seni Mak Yong.
Sekadar diketahui, seni peran topeng Mak Yong merupakan seni pertunjukan teater semasa jaya-jayunya pemerintahan raja-raja Melayu yang berpusat di Pulau Penyengat Indera Sakti. Seni peran Mak Yong itu kemudian berkembang di Pulau Bintan dan berpusat di Mantang Kayu Arang.
Dia memilih disertasi tersebut, dilatarbelakangi tingginya estetika orang Mantang Arang. Selain sangat baik kekerabatannya, juga mempunyai nilai-nilai karakter kuat. ”Itu tergambar dari seni topeng Mak Yong. Menggambarkan ketinggian estetika dari orang Mantang Arang,” kata bapak dari dua orang anak tersebut.
Dalam pertunjukan seni topeng Mak Yong itu, juga terkandung berbagai macam karakter positif lainnya. Di antaranya, nilai keindahan, nilai sosial, nilai religius, nilai keberanian dan nilai-nilai lainnya. Pada dasarnya, nilai-nilai yang terkandung dalam seni pertunjukan topeng Mak Yong mengandung pendidikan karakter.
Di satu sisi, seni topeng Mak Yong di hadapkan dengan globalisasi setiap saat dapat menjadi ancaman kepunahan bagi seni itu sendiri. Ditambah lagi, selama ini belum ada upaya serius dari pemerintah daerah mendokumentasikan seni topeng Mak Yong tersebut. Padahal sebagai kesenian masyarakat tradisional, Mak Yong di Mantang Arang memiliki daya tarik bagi masyarakat.
Beranjak dari itu, dia menyarankan agar pemerintah daerah melakukan pelestarian seni topeng Mak Yong itu.
Selain itu, tambahnya, upaya pendokumentasiannya juga perlu dilakukan untuk menjaga agar cerita-cerita seni topeng Mak Yong dapat terpelihara dan tradisi lisan tersebut tidak akan punah, dan bisa diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Di samping itu, tambahnya, kesenian Mak Yong yang ada di Mantang Arang perlu dipromosikan lebih serius sebagai aset pariwisata.
Sumber: http://padangekspres.co.id