Piru, Maluku - Staf Ahli Menbudpar bidang Pranata Sosial, Surya Yoga mengatakan, budaya masyarakat adat Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) harus dilestarikan agar tidak tergeser serbuan budaya asing yang merambah ke berbagai negara pada era globalisasi.
"Kebudayaan khas masyarakat SBB harus dilestarikan dan diperkenalkan ke seluruh daerah maupun manca negara untuk menunjang program tahun kunjungan wisata di Indonesia," kata Surya Yoga saat membuka festival budaya nasional Tiga Batang Air di Piru, Ibu Kota Kabupaten SBB, Selasa.
Menurut dia, festival budaya Tiga Batang Air merupakan cerita rakyat yang unik, yakni bersatunya berbagai komponen masyarakat dengan latarbelakang tradisi berbeda-beda tapi mengikatkan diri dalam persekutuan adat yang sangat kuat.
Karenanya, tradisi itu harus dikembangkan menjadi salah satu aset daerah dan negara secara umum untuk menarik minat wisatawan domestik maupun luar negeri.
Wagub Maluku, Ir. Said Assagaff, yang menghadiri acara pembukaan festival budaya Tiga Batang Air, mengharapkan masyarakat di Kabupaten SBB tetap menjaga persatuan dan kesatuan sebagai salah satu jaminan memberikan rasa aman bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah itu.
"Festival ini harus dijadikan sebagai salah satu aset daerah dan bisa ditampilkan di berbagai event nasional untuk lebih diperkenalkan kepada masyarakat luas," katanya.
Pembukaan festival diawali pertunjukan tari Maru-Maru yang dibawakan 30 penari dari masyarakat Tiga Batang Air, meliputi desa Tala, Eti dan Sapalewa Batae.
Tarian ini menggambarkan bersatunya masyarakat tiga negeri adat yang tidak bisa dipisahkan oleh siapapun.
Setelah itu ditampilkan tari perang Sapalewa yang dimainkan 25 orang warga desa Lisabata, disusul lima jenis tarian khas lainnya dari masyarakat adat setempat.
Hari kedua dan ketiga pelaksanaan festival ini akan diwarnai dengan kegiatan lomba dayung Perahu Kora-Kora, diikuti 16 perahu belang dari berbagai desa di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Sumber: http://oase.kompas.com
