Disbud DIY Gelar Festival Upacara Adat

Yogyakarta - Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akan menggelar festival upacara adat yang dijadwalkan berlangsung Minggu (29/1), dan diikuti sepuluh kelompok desa adat yang mewakili lima kabupaten/kota se provinsi ini.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY Joko Dwiyatno di Yogyakarta, Rabu, mengatakan dalam kegiatan budaya yang akan berlangsung di Alun-alun Utara Yogyakarta ini, ditampilkan berbagai upacara adat yang ada di daerah ini yang dikemas dalam atraksi budaya.

Ia mengatakan tujuan kegiatan ini untuk penguatan nilai-nilai kearifan lokal, pewarisan semangat pelestarian budaya kepada generasi muda, mendukung ruang ekspresi budaya bagi kaum adat, meningkatkan kualitas dan tampilan upacara adat menjadi atraksi budaya rutin tahunan, serta menunjang pariwisata daerah.

Menurut dia, festival yang rencananya dibuka Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X itu, merupakan kegiatan ritual adat yang berhubungan dengan eksistensi air (laut), tanah (bumi) dan gunung (api).

Pelaksanaan upacara adat merupakan perwujudan jati diri masyarakat Jawa dengan karakter yang religius, memuja Sang Pencipta Tuhan yang Maha Esa dengan berbagai ’ubarampe’ atau simbo-simbol yang memiliki makna.

"Jadi, bukan sebagai hal yang saat ini banyak dipersepsikan sebagai sesuatu yang musyrik atau berlebihan, karena tidak mengetahui arti filosofis yang dikandungnya," katanya.

Ia mengatakan upacara adat sebagai atrakasi budaya yang langka dan jarang disaksikan generasi muda itu, sampai sekarang masih tetap eksis dan hidup di tengah masyarakat di pelosok desa. "Misalnya upacara adat Tuk Sibedug di Desa Margodadi dan Bekakak di Gamping, Kabupaten Sleman," katanya.

Selain itu, juga ada uparaca adat Babad Dala dan Cingcing Goling di Kabupaten Gunungkidul, Nawu Enceh dan Maheso Suro di Kabupaten Bantul, Wiwitan dan Nawu Sendang di Kabupaten Kulonprogo, serta Ruwatan maupun Merti Code di Kota Yogyakarta.

"Upacara adat tersebut ditampilkan dalam bentuk atraksi budaya dengan pelaku maupun propertinya asli sesuai yang ditampilkan di desa setempat," katanya.

Namun, menurut dia, dalam festival dipamerkan dalam bentuk karnaval atau kirab mengelilingi benteng Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Menurut dia, festival ini diawali pentas repertoar tari yang menjadi representasi ekspresi ritual, dan selanjutnya diikuti ratusan peserta upacara adat yang mewakili lima daerah kabupaten dan kota se Provinsi DIY.

Kemudian dilanjutkan dengan kirab mengelilingi benteng keraton dari kantor Pos Besar ke arah barat menuju Jalan KHA Dahlan, Jalan Wachid Hasyim, Jalan MT Haryono, Jalan Sutoyo, Jalan Katamso, dan kembali ke Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta. JY. Editor: jodhi

-

Arsip Blog

Recent Posts