Maluku Rintis Desa Wisata

Maluku - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Maluku merintis pengembangan desa wisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan karakter wisata desa yang bersangkutan.

"Kami sedang merintis pengembangan desa wisata di Pulau Saparua dan Desa Alang, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah karena memiliki karakteristik wisata sesuai kehidupan masyarakatnya, "kata Kepala Disbudpar Maluku Florence Sahusilawane di Ambon, Jumat (27/11).

Sahusilawane mengemukakan sebenarnya sejumlah desa di Maluku sudah menerapkan program tersebut. Hanya saja belum memiliki dasar hukum dengan diterbitkannya surak keputusan gubernur maupun peraturan daerah.

"Jadi sejumlah desa sedang diinventarisasi potensi dan karakteristik wisatanya dengan masing-masing keunggulan komparatif untuk mengembangkan desa wisata yang juga merupakan program 100 hari kerja Menbudpar, Jero Wacik," ujarnya.

Dia mencontohkan Desa Alang memiliki karakteristik wisata diving karena pantainya indah dan pesona bawah lautnya indah. Sedangkan desa-desa di Pulau Saparua seperti Ihamahu terkenal dengan produksi bagea, Tuhaha dan Ouw mengembangkan keramik tanah serta Mahu yang memiliki pesona bawah laut.

"Kami memprogramkan pada 2010 , Maluku sudah memiliki desa wisata sehingga menunjang berbagai kegiatan bertaraf internasional di sini seperti 'Sail Banda' dan Olimpiade Perdamaian internasional tingkat Asia," kata Sahusilawane.

Sebelumnya kota Ambon dipercayakan sebagai tuan rumah perayaan Hari Perdamaian Dunia dengan puncaknya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menabuh Gong Perdamaian Dunia pada 25 November 2009.

Pada kesempatan lain, Menbudpar Jero Wacik menargetkan mampu mengembangkan 104 desa wisata pada 2010. "Program pengembangan desa wisata ini sudah berjalan dua tahun, dan tahun kemarin proyek percontohannya sudah terlaksana di 10 desa," katanya.

Program Desa Wisata dinilainya efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan karakter wisata desa yang bersangkutan. Program tersebut didanai melalui PNPM Mandiri yang dikoordinir oleh Meko Kesra.

"Misalnya saja, tahun lalu kami kembangkan proyek percontohan di sebuah desa di Yogyakarta. Di desa itu dibangun kios-kios pendukung sektor pariwisata," katanya.

Pengembangan desa wisata juga menjadi salah satu program 100 hari Depbudpar yang menjadi kontrak kinerja dengan Presiden. Pihaknya telah menerima usulan dari berbagai daerah tentang desa yang potensial untuk dikembangkan sebagai desa wisata.

Depbudpar juga telah menyeleksi usulan tersebut dan menetapkan sebanyak 104 desa sebagai wilayah yang akan dikembangkan sebagai desa wisata melalui PNPM Mandiri.

Selain itu, pihaknya juga akan menggandeng instansi terkait yakni Kantor Menko Kesra dan pemda Kabupaten/Kotamadya terkait untuk merealisasikan target itu.

Desa wisata dinilai sangat potensial untuk dikembangkan saat ini mengingat pada tahun-tahun terakhir agroturisme dan ekowisata sangat diminati wisatawan.

Wacik berharap dengan dikembangkannya desa wisata, maka target kunjungan wisman dan wisnus akan tercapai. Tahun ini pihaknya menargetkan kunjungan wisman sebanyak 6,4 juta dan wisnus sekitar 227 juta pergerakan hingga tutup tahun 2010.(Ant/Ol-5)

-

Arsip Blog

Recent Posts