Rantepao - Pembangunan bandar udara di wilayah Tana Toraja atau Toraja Utara menjadi prioritas Pemprov Sulsel. Kehadiran bandara yang lebih representatif diharapkan bisa lebih meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke dua kabupaten yang mengandalkan sektor pariwisata itu.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengaku telah mendapat kepastian dari Pemerintah Pusat untuk pembangunan bandara sebagai fasilitas transportasi ke Tana Toraja atau Toraja Utara. Dia mengaku tidak memedulikan lokasi pembangunannya asal bisa cepat terbangun untuk menghidupkan kembali pariwisata yang lesu.
"Pemerintah sudah memberikan kepastian untuk pembangunan bandara. Saya tidak tahu di mana lokasinya, yang penting bisa segera terbangun bandara di Tana Toraja atau Toraja Utara. Saya tidak mau terlibat urusan teknis proyeknya," kata Syahrul.
Persetujuan pemerintah untuk membangun bandara di wilayah Toraja juga diungkapkannya di hadapan masyarakat Kabupaten Toraja Utara saat melantik penjabat Bupati Toraja, Tautoto Tanaranggina, Kamis, 3 Juni.
Bandara sebenarnya sudah ada di Kabupaten Tana Toraja. Hanya saja, Bandara Pongtiku di Tana Toraja masih berstatus bandara perintis yang hanya bisa didarati pesawat berkapasitas 20 seat dengan panjang landasan pacu atau runway 1200 meter.
Pengembangan Bandara Pongtiku dengan memperpanjang landasan pacu juga dinilai sulit dilakukan. Kendala utamanya keterbatasan lahan. Perpanjangan runway sulit dilakukan, karena kedua ujung runway merupakan jurang yang cukup dalam.
Kehadiran bandara baru yang menggantikan fungsi Bandara Pongtiku diharapkan bisa menunjang kesuksesan program Pemprov Sulsel meningkatkan kunjungan wisatawan melalui Visit South Sulawesi 2012. Objek wisata budaya di Tana Toraja dan Toraja Utara adalah salah satu destinasi wisata andalan Sulsel.
Jalur transportasi darat juga tidak bisa diandalkan menjadi penghubung dari Makassar ke Tana Toraja. Kerusakan jalan yang sangat parah sepanjang Makassar-Parepare menjadi kendalanya. Waktu tempuh Makassar-Tana Toraja antara 8-9 jam.
Setelah bandara baru terbangun, Syahrul berharap ada penerbangan langsung yang membuka akses dari Bali, Malaysia, dan Singapura. "Saya juga meminta masyarakat terus menjaga kedamaian sehingga wisatawan merasa nyaman berkunjung," imbaunya. (rif)
Sumber: http://lokalnews.fajar.co.id
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengaku telah mendapat kepastian dari Pemerintah Pusat untuk pembangunan bandara sebagai fasilitas transportasi ke Tana Toraja atau Toraja Utara. Dia mengaku tidak memedulikan lokasi pembangunannya asal bisa cepat terbangun untuk menghidupkan kembali pariwisata yang lesu.
"Pemerintah sudah memberikan kepastian untuk pembangunan bandara. Saya tidak tahu di mana lokasinya, yang penting bisa segera terbangun bandara di Tana Toraja atau Toraja Utara. Saya tidak mau terlibat urusan teknis proyeknya," kata Syahrul.
Persetujuan pemerintah untuk membangun bandara di wilayah Toraja juga diungkapkannya di hadapan masyarakat Kabupaten Toraja Utara saat melantik penjabat Bupati Toraja, Tautoto Tanaranggina, Kamis, 3 Juni.
Bandara sebenarnya sudah ada di Kabupaten Tana Toraja. Hanya saja, Bandara Pongtiku di Tana Toraja masih berstatus bandara perintis yang hanya bisa didarati pesawat berkapasitas 20 seat dengan panjang landasan pacu atau runway 1200 meter.
Pengembangan Bandara Pongtiku dengan memperpanjang landasan pacu juga dinilai sulit dilakukan. Kendala utamanya keterbatasan lahan. Perpanjangan runway sulit dilakukan, karena kedua ujung runway merupakan jurang yang cukup dalam.
Kehadiran bandara baru yang menggantikan fungsi Bandara Pongtiku diharapkan bisa menunjang kesuksesan program Pemprov Sulsel meningkatkan kunjungan wisatawan melalui Visit South Sulawesi 2012. Objek wisata budaya di Tana Toraja dan Toraja Utara adalah salah satu destinasi wisata andalan Sulsel.
Jalur transportasi darat juga tidak bisa diandalkan menjadi penghubung dari Makassar ke Tana Toraja. Kerusakan jalan yang sangat parah sepanjang Makassar-Parepare menjadi kendalanya. Waktu tempuh Makassar-Tana Toraja antara 8-9 jam.
Setelah bandara baru terbangun, Syahrul berharap ada penerbangan langsung yang membuka akses dari Bali, Malaysia, dan Singapura. "Saya juga meminta masyarakat terus menjaga kedamaian sehingga wisatawan merasa nyaman berkunjung," imbaunya. (rif)
Sumber: http://lokalnews.fajar.co.id