Denpasar, Bali – Tari legong salah satu kesenian klasik di Bali awal mulanya berkembang di Desa Peliatan, perkampungan seni di Ubud, Kabupaten Gianyar yang dipentaskan untuk menghibur raja dan keluarganya.
“Kesenian yang hingga kini masih tetap lestari ini memiliki daya tarik dan digemari wisatawan mancanegara maupun Nusantara ini muncul pada abad ke XIX,” kata AA Ayu Kusuma Arini, SST, MSi, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa tari legong merupakan dasar tari Bali untuk karakter perempuan yang diajarkan secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Bahkan setibanya tim kesenian Bali yang diwakili oleh sekaa gong Peliatan mengadakan lawatan dari Paris tahun 1931, pengembangan kesenian ini semakin mendapat perhatian dari berbagai kalangan di daerah tersebut.
Semenjak itu kemasyhuran tari Legong merebak ke mancanegara menjadi salah satu jenis tari Bali yang paling elok, seiring dimulainya pelayaran kapal-kapal pesiar Belanda yang menandai awal bisnis pariwisata di Bali.
Ayu Kusuma Arini yang melakukan pengkajian dan penelitian terhadap tari legong gaya Peliatan dini mengemukakan, ikenalnya tari legong di mancanegara menarik perhatian sejumlah peneliti dan budayawan Eropa untuk datang ke Bali.
Mereka melakukan penelitian dan mendokumentasikan kebudayaan Bali, khususnya tari legong gaya Peliatan.
Bahkan mereka berhasil membuat sejumlah buku dan film tentang kebudayaan Bali. Salah seorang peneliti asing tersebut Covarrubias yang sangat tertarik dengan kelincahan gerakan tari Legong.
Hal itu memberikan inspirasi untuk membuat sketsa secara lengkap tentang tari Legong yang kemudian dimuat dalam buku berjudul “Island of Bali”, ujar Ayu Kusuma.
Menurut dia, tari klasik yang sangat luwes, lentur dan gerak-gerak yang dinamis dan dibawakan oleh sejumlah wanita itu sangat cemerlang, baik sekarang maupun di masa mendatang.
Tari Legong selain menjadi dasar tari putri juga menjadi primadona dari berbagai jenis tarian Bali yang selama ini paling unik dibanding jenis tarian daerah lainnya di Indonesia.
Gaya tari Legong yang selama ini terkenal di Bali adalah aliran Peliatan, Saba dan aliran Badung. Diantara ketiga aliran tari Legong tersebut, gaya Peliatan yang paling aktif dalam melakukan pementasan secara reguler sebagai tari tontonan, tutur Ayu Kusuma Arini.
(T.I006/M026/P003)(Terkini|antaranews)
Sumber: http://www.indonesianewsnetwork.com
“Kesenian yang hingga kini masih tetap lestari ini memiliki daya tarik dan digemari wisatawan mancanegara maupun Nusantara ini muncul pada abad ke XIX,” kata AA Ayu Kusuma Arini, SST, MSi, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa tari legong merupakan dasar tari Bali untuk karakter perempuan yang diajarkan secara terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Bahkan setibanya tim kesenian Bali yang diwakili oleh sekaa gong Peliatan mengadakan lawatan dari Paris tahun 1931, pengembangan kesenian ini semakin mendapat perhatian dari berbagai kalangan di daerah tersebut.
Semenjak itu kemasyhuran tari Legong merebak ke mancanegara menjadi salah satu jenis tari Bali yang paling elok, seiring dimulainya pelayaran kapal-kapal pesiar Belanda yang menandai awal bisnis pariwisata di Bali.
Ayu Kusuma Arini yang melakukan pengkajian dan penelitian terhadap tari legong gaya Peliatan dini mengemukakan, ikenalnya tari legong di mancanegara menarik perhatian sejumlah peneliti dan budayawan Eropa untuk datang ke Bali.
Mereka melakukan penelitian dan mendokumentasikan kebudayaan Bali, khususnya tari legong gaya Peliatan.
Bahkan mereka berhasil membuat sejumlah buku dan film tentang kebudayaan Bali. Salah seorang peneliti asing tersebut Covarrubias yang sangat tertarik dengan kelincahan gerakan tari Legong.
Hal itu memberikan inspirasi untuk membuat sketsa secara lengkap tentang tari Legong yang kemudian dimuat dalam buku berjudul “Island of Bali”, ujar Ayu Kusuma.
Menurut dia, tari klasik yang sangat luwes, lentur dan gerak-gerak yang dinamis dan dibawakan oleh sejumlah wanita itu sangat cemerlang, baik sekarang maupun di masa mendatang.
Tari Legong selain menjadi dasar tari putri juga menjadi primadona dari berbagai jenis tarian Bali yang selama ini paling unik dibanding jenis tarian daerah lainnya di Indonesia.
Gaya tari Legong yang selama ini terkenal di Bali adalah aliran Peliatan, Saba dan aliran Badung. Diantara ketiga aliran tari Legong tersebut, gaya Peliatan yang paling aktif dalam melakukan pementasan secara reguler sebagai tari tontonan, tutur Ayu Kusuma Arini.
(T.I006/M026/P003)(Terkini|antaranews)
Sumber: http://www.indonesianewsnetwork.com