Lamongan, Jatim - Gelar seni budaya Kabupaten Lamongan dalam rangka hari jadinya ke-441 ditutup dengan Pawai Budaya, Minggu (20/6). Pawai tersebut berlangsung meriah, karena selain diikuti peserta lokal, juga diramaikan sejumlah kesenian dan budaya dari 14 kabupaten/kota di wilayah pesisir Jawa Timur.
Pawai itu diawali dengan penampilan dari Jurusan Sendratari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya yang menyajikan Eksotika Nusantara dengan beragam tarian antara lain tari kolosal yang berjudul Adeking (berdirinya) Dahanapena. Tarian kolosal tersebut menceritakan tentang pelarian Prabu Erlangga dari kerajaan Waranmas ke daerah Pamotan karena dikejar-kejar oleh Raja Worawiri.
Polres Lamongan juga turut bagian dalam pawai ini. Semua jajaran Kapolsek dan Kasat serta Kapolres AKBP Gagas Nugraha turut langsung dalam pawai dan berpenampilan layaknya warok.
Sementara Kabupaten Probolinggo menampilkan kesenian khas masyarakat pesisir yakni Rebekan Oreng Tingkir Soreng. Sebuah kesenian selamatan yang lazim ditemui di komunitas masyarakat pesisir Jawa. Kemudian pawai dari Kabupaten Situbondo membawakan kesenian Tari Lajeng dan Kabupaten Tuban membawakan kesenian Sandur.
Tidak ketinggalan Kabupaten Sampang juga turut meramaikan dengan kesenian Gumbak, yakni tradisi baceman atau membersihkan dan mensucikan 24 pusaka senjata tradisional. Tim ini tampil lengkap dengan membawa 24 senjata pusaka, termasuk sebilah senjata sejenis pedang yang panjangnya melebihi tinggi manusia dewasa.
Budaya pesisir yang juga lekat dengan agama Islam diwakili oleh kesenian Tari Zafin Mandilingan. Tarian ini dibawakan sejumlah siswi Akademi Kebidanan Delima Kabupaten Gresik. Dengan iringan musik gambus, penarinya berpakaian muslim dengan kerudung tertutup.
Sementara itu dari Lamongan sendiri, ada SMAN 2 Lamongan yang menampilkan tradisi Petik Laut dan MAN Lamongan yang menampilkan tradisi Kupatan, sebuah tradisi yang berawal dari kisah pendirian masjid oleh Sunan Drajat di Paciran.
MASFUK Bupati Lamongan dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Minggu (20/06) menyebut gelar seni dalam rangka Hari Jadi Lamongan tersebut adalah sumbangsih Lamongan untuk Jawa Timur dan Indonesia.
“Keanekaragaman seni dan budaya adalah asset yang harus dikembangkan sebagai sarana promosi daerah. Hari ini kita melihat suguhan keanekaragaman budaya dan kesenian dari 14 kabupaten/kota pesisir di Jawa Timur. Semoga pawai ini dapat menjadi pelestari kekayaan kesenian dan udaya masyarakat pantura di Jawa Timur, termasuk Lamongan, “ ujar bupati yang akan segera mengakhiri dua periode kepemimpinannya di Lamongan ini. (edy)