Semua Pihak Diminta Dukung Promosi Pariwisata Aceh

Banda Aceh, NAD - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh mengharapkan kepada masyarakat setempat dan semua pihak terkait perlu lebih proaktif melakukan kegiatan promosi dan pemasaran objek dan daya tarik (atraksi) wisata di provinsi itu.

Hal itu sehubungan dengan telah diberlakukannya izin penerbitan Visa on Arrival (VoA) atau visa kunjungan saat kedatangan untuk warga negara asing di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar sejak awal Juni lalu.

"Dengan diberlakukannya penerbitan visa saat kunjungan, kita harus betul memamfaatkannya. Semua pihak harus mendukung promosi pariwisata, jadi bukan hanya tugas Disbudpar saja," ujar Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Marwan Sufi SH kepada wartawan, Senin (21/6).

Pernyataan tersebut disampaikan sehubungan permintaan Ketua Komisi D DPR Aceh, Ir Jufri Hasanuddin yang mengharapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerja lebih keras dan memaksimalkan promosi wisata Aceh ke 63 negara non bebas visa di Eropa, Amerika, Arab, dan lainnya.

Dikatakan Marwan, saat ini pihaknya terus berupaya mempromosi wisata Aceh dengan mengikuti berbagai event pameran pariwisata dalam dan luar negeri untuk memperkenalkan potensi daerah, produk pariwisata dan peluang investasi pada masyarakat internasional dalam bentuk brsur, booklet, leaflet, post card, banner, CD serta menyampaikan informasi lengkap tentang keberadaan travel/biro perjalanan wisata yang sudah beroperasi di Aceh, sekaligus mensosialisasikan pemberlakuan VoA di Aceh.

"Kemitraan dengan berbagai pihak asing dalam rangka kerjasama investasi bidang pariwisata perlu terus dibangun, khususnya pembangunan objek wisata, perhotelan, penerbangan internasional serta pengembangan industry pariwisata lainnya seperti money changer dan restaurant," ungkapnya.

Makin Serius

Disebutkann, peningkatan sarana dan prasarana pendukung pariwisata yang telah dilakukan oleh pemerintah, munculnya berbagai NGO yang bergerak pada sektor pariwisata di Aceh serta berbagai kegiatan promosi wisata Aceh ke luar negeri oleh pekerja NGO yang dilakukan secara sukarela, juga menandakan perhatian yang makin serius terhadap upaya pengembangan pariwisata Aceh.

"Promosi pariwisata yang telah dilakukan oleh para sukarela baik dalam maupun luar negeri melalui promosi dari mulut ke mulut telah menjadi salah satu alat promosi yang sangat efektif dan strategis dalam upaya membangun citra positif kondisi terakhir Aceh serta potensi pariwisata Aceh," jelasnya.

Hanya saja, ia sangat menyesalkan karena belum semua pihak di Aceh mendukung program pengembangan pariwisata. Hal itu karena banyak wisatawan yang datang ke Aceh sering merasa tidak nyaman dengan biaya tinggi yang ditetapkan oleh masyarakat.

"Dalam seminggu ada 5-10 wisatawan mancanegara yang datang mengadu kepada kami karena mereka merasa ditipu oleh penjual makanan dan penyedia jasa angkutan di Banda Aceh. Harga yang ditetapkan jauh di atas harga yang tertera dalam kuitansi maupun harga normal berlaku. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan pariwisata di Aceh," ungkapnya. (mhd)

-

Arsip Blog

Recent Posts