Hutan Wisata Buluh Cina akan Dikembalikan

Kampar, Riau - Bupati Kampar, Drs H Burhanuddin Husin MM, menyatakan prihatin terhadap penarikan penghargaan kalpataru dari Negeri Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau. Pemkab Kampar, katanya, akan segera menyikapi kondisi di lapangan. “Untuk itu, kita akan memoles kembali hutan tersebut menjadi hutan yang cantik layaknya seperti gadis berumur 17 tahun, dan kembali ke bentuknya semula,” ujar Bupati Kampar melalui sekda Kampar Drs H Zulher MS saat memimpin rapat dengan para Ninik Mamak dari Buluhcina Siak Hulu tentang penarikan Kalpataru beberapa di Badan Lingkungan Hidup Kampar (BLH) di Bangkinang (17/9).

Dijelaskan Zulher, saat ini Kampar harus segera membenahi kembali kondisi hutan yang sudah mulai rusak dan dikembalikan dalam bentuk semula. Langkah awalnya adalah membuat peta tentang kondisi hutan tersebut. Kondisi hutan itu dibagi menjadi tiga yaitu kondisi merah di mana hutan tersebut sudah dibabat dan ditanami dengan yang lain atau sudah dibuat pondok, kondisi kuning yaitu kawasan hutan yang sudah menjadi semak belukar, dan kondisi hijau yang berarti masih bagus dan harus dipertahankan. “Dari peta ini nantinya kita akan tahu berapa tanaman atau pohon yang kita butuhkan untuk menanam itu kembali dan langkah apa yang akan kita lakukan selanjutnya,” ujarnya.

Sekda juga meminta agar pohon yang ditanam dihutan tersebut adalah pohon yang bisa memberikan manfaat seperti buhan-buahan apalagi kalau buah-buahan langkah yang sudah jarang ada selain itu kayu kayu langka yang saat ini sulit untuk didapatkan. Sementara itu perwakilan Ninik Mamak dari Buluh Cina, Dahlan DT Majolelo, menjelaskan, peristiwa penarikan Kalpataru ini harus diambil hikmahnya bahwa tanggung jawab memelihara hutan tersebut sangat besar. “Kami para Ninik Mamak juga merasa sangat sedih dan sangat sayang pada hutan tersebut. Dengan adanya komitmen pemerintah untuk bisa memperbaiki hutan itu kembali, maka kami sangat mendukung dan sangat senang,” ujarnya. (rdh/ril)

-

Arsip Blog

Recent Posts