UNESCO Menilai Nglanggeran Gunungkidul Layak Jadi Geopark

Wonosari, DIY - United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menilai Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, sudah memiliki dua lokasi yang bisa menjadi titik geopark, yakni Gunung Api Purba Nglanggean dan kawasan karst Gunungsewu.

“Perlu komitmen semua pihak untuk mewujudkan status geopark atau taman kebumian, dan Kabupaten Gunungkidul sudah memiliki modal awal berupa dua lokasi tersebut,” kata Shafeea Leman, anggota tim penasehat UNESCO Global Network of National Geopark, di sela kunjungan ke Nglanggeran, Gunungkidul, akhir pekan lalu.

Menyertai anggota tim dari UNESCO tersebut, rombongan tim warisan geologi dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran. Para ahli geologi tersebut selain ke Nglanggeran, juga mengunjungi Goa Kalisuci di Kecamatan Semanu.

Shafeea yang juga profesor di Universitas Kebangsaan Malaysia itu mengatakan, kunjungannya ke Nglanggeran adalah untuk melihat kondisi sebenarnya dua lokasi wisata yang akan diusulkan menjadi bagian dari taman kebumian di Indonesia kepada UNESCO.

"Semua tinggal butuh komitmen karena kalau mengusulkan hanya perlu waktu satu tahun, seperti halnya Malaysia yang mengajukan Langkawi menjadi geopark. Lewat komitmen itu nantinya akan terbentuk pola penanganan dan pengelolaan kawasan geopark," katanya.

Khusus untuk Nglanggeran, Shafeea menilai sudah memenuhi beberapa poin penilaian untuk bisa dijadikan bagian dari geopark, yakni keterlibatan masyarakat untuk mengelola dan menjaga Nglanggeran dari eksploitasi kawasan.

Hal tersebut, yang selama ini masih menjadi ganjalan sejumlah geopark yang sudah terdaftar di UNESCO. Karena itu, UNESCO mendesak sejumlah geopark untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dan penjagaan.

Sementara itu, dosen geologi UPN Veteran Bambang Pratisto mengungkapkan didatangkannya rombongan dari Malaysia, yang salah satu diantaranya adalah anggota tim penasehat dari UNESCO, merupakan upaya pembanding karena Malaysia lebih dulu memiliki geopark, yakni di Langkawi.

"Dan kami memilih Nglanggeran karena wilayah ini kami nilai layak. Uniknya di sini [Nglanggeran] adalah justru masyarakat yang memeliharanya dan bukan pemerintah,” katanya.

Secara umum Kabupaten Gunungkidul dinilainya memiliki fenomena geologi yang layak untuk kawasan geopark.

Sementara Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Birowo Adhie, yang turut menemani rombongan ahli geologi tersebut, mengatakan pihaknya akan melengkapi pendataan calon lokasi geopark sebagai bahan pengusulan ke UNESCO.

"Usulan secara resmi soal geopark di Gunungkidul memang belum, namun kalau tidak resmi pernah disampaikan Pemkab. Yang jelas, butuh koordinasi internal pemkab dan keterlibatan masyarakat untuk mewujudkan geopark," ungkapnya. (MC Gunungkidul/harisusanto/toeb)

-

Arsip Blog

Recent Posts