Putussibau, Kalbar – Pesatnya perkembangan globalisasi membuat keran kebebasan terbuka lebar. Dampak baik dan buruk dari terbukanya akses itu bermunculan. Untuk filterisasi itu, marwah adat dan budaya harus tetap terjaga. “Melayu sebagai bagian dari adat dan budaya bangsa ini akan tetap menjunjung tinggi marwahnya. Terutama untuk membentengi generasi sekarang dan mendatang akan serangan globalisasi,” ungkap Aliyanto, Sekretaris Umum MABM Kapuas Hulu.
Dilanjutkan Aliyanto, langka-langkah kristalisasi budaya harus terus dilakukan. Menyeimbangkan antara perkembangan budaya modern dan budaya tradisional yang ada. Diharapkan budaya tradisional dapat menjadi filter masuknya budaya modern. Salah satunya dengan menjunjung tinggi nilai dan norma agama. Seperti semboyan Melayu, adat bersendikan agama dan agama bersendikan kitabullah.
“Ini yang harus terus dibangun kepada generasi muda Melayu,” tambahnya. Karena itu, langkah ke depan, pihaknya akan memaksimalkan fungsi rumah adat Melayu. Menjadikan rumah adat Melayu sebagai wahana pengembangan berbagai seni dan budaya Melayu. Menjadikan rumah Melayu pusat pengembangan seni budaya dan peradaban Melayu yang ada di Kapuas Hulu. “Sudah masuk dalam program dalam RPMD. Tinggal komitmen untuk melakukan itu dari tahun 2012, dan ini juga tidak terlepas dari dukungan dana,” pungkas Jantau.
Sumber: http://www.pontianakpost.com