Tanjungpinang, Kepri - Mulai 23 Mei hingga 27 Mei ini kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi pusat perhatian dunia, khususnya penikmat dan pemerhati kebudayaan.
Selain padatnya kegiatan Revitalisasi Budaya Melayu ke-3 dengan penampilan berbagai macam tari, atraksi, tradisi lisan, dan lainnya, juga ada Seminar Internasional Tradisi Lisan ke-8 yang dipusatkan di Tanjungpinang.
Seminar dengan tema "From Memory to Reality" atau Dari Ingatan ke Kenyataan ini menghadirkan 14 ahli budaya dari luar negeri, 20 pemakalah dari para ahli di Indonesia, dan 26 pemakalah hasil seleksi panitia yang dinilai oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) dengan lisensi resmi dari UNESCO.
"Seminar ini bertujuan untuk memberi perhatian tradisi lisan dan komunitasnya jangan sampai masuk dalam minoritas atau termarginalkan. Mendiskripsikan tradisi lisan sebagai salah satu sumber pembentukan identitas dan karakter bangsa," ujar DR Pudentia MPSS selaku ketua ATL, Rabu (23/5/2012).
Selain memperkenalkan kekayaan tradisi maritim sebagai kekuatan kultural, juga memperlihatkan potensi tradisi lisan sebagai sumber penciptaan karya kreatif dan sebagainya.
Para ahli dari luar negeri yang hadir dalam seminar ini antara lain ahli suku laut dunia, ahli tradisi lisan Indonesia Timur, penulis buku Hang Tuah dari Malaysia, ahli mantra Melayu dari Malaysia, direktur opera China dari Singapura, dan lain-lain.
Undangan lain seperti ahli islamologi, bupati Wakatobe, rektor Unhalu, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia dan sebagainya juga dipastikan akan hadir.
Seminar ini digelar di Hotel Aston Tanjungpinang mulai Kamis (24/5/2012). Sedangkan rangkaian Revitaliasi Budaya Melayu ke-3 digelar pada 24-27 Mei 2012, pukul 09.00 di Taman Budaya Raja Ali Haji di Senggarang.
Di tempat yang sama, ada permainan rakyat layang layang. Pementasan berbagai atraksi budaya juga digelar di beberapa tempat mulai 24 Mei pukul 10.00 WIB.
Sumber: http://www.tribunnews.com