Makassar, Sulsel - Seni tradisi pantun mulai dipandang sebelah mata bagi masyarakat yang hidup di zaman modern. Tapi tidak bagi sekelompok mahasiswa kreatif Unhas.
Tabuhan gendang mengantar sekelompok anak kecil naik ke atas pentas. Dengan gaya kocak, sembilan anak berusia antara 7-10 tahun membawakan tari gandrang bulo. Sesekali mereka memeragakan tingkah yang tak hentinya mengocok perut para penonton.
Suasana pun semakin riang dan penuh semangat sebagai pembuka pementasan lakon tradisi pantun nusantara (Lontara) yang digelar Komunitas Pantun Unhas (Tunas) di Gedung Prof Mattulada Fakultas Sastra Unhas, Sabtu, 12 Mei.
Usai tari gandrang bulo, pertunjukan berlanjut dengan penampilan Orkes Pakkampong yang menyuguhkan lagu-lagu Bugis-Makassar.
Jeda sebentar, tiba-tiba seorang ustaz naik ke atas pentas juga dengan gayanya yang kocak. Ternyata dia adalah salah satu siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Makassar yang juga ambil bagian pada pementasan kemarin.
Penampilan Sang Ustaz bersama dua orang rekannya ternyata lagi-lagi mampu mengocok perut penonton dengan guyonan pantun yang mereka bawakan.
"Anak kodok di atas seng. Mangngodo misseng," kata salah satu pelakon pantun saat adegan dua sejoli yang lagi bercinta.
Puncak adegan semakin panas dan semakin seru saat adegan pementasan terakhir. Pada sesi itu, beberapa pemain tampil melakonkan berbagai karakter dari suku-suku yang ada di nusantara. Ada yang berpantun meniru gaya bahasa orang Ambon, Batak, Jawa dan tak ketinggalan karakter berpantun masyarakat Bugis-Makassar.
Mereka memerankan lakon tentang sebuah kampung yang sarat akan isu karena saling menonjolkan suku mereka. Semua itu tetap dibalut dengan nuansa pantun yang kuat.
Meski dengan karakter bahasa yang berbeda-beda, mereka tetap bisa berpantun dalam berkomunikasi. Kepala Suku Tunas, Rijal Jamal mengatakan, seni tradisi pantun merupakan warisan kebudayaan yang mesti dijaga dan dilestarikan.
"Kalau bukan kita sebagai generasi muda yang melestarikan seni pantun sebagai kekayaan bangsa kita, siapa lagi?" ujar ketua panitia, Hasmira.
Wakil Rektor I Unhas, Prof Dadang A Suriamihardja yang ikut menyaksikan pementasan kemarin mengaku bangga dan terhibur pantun yang disuguhkan mahasiswa kreatif Unhas.
Sumber: http://www.fajar.co.id