Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 3-5 Desember 2012, di Riau, Pekanbaru, menggelar Dialog Budaya Melayu dalam upaya menumbuhkan rasa kebersamaan Melayu melalui kesamaan sejarah, seniman, dan masyarakat.
Siaran pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan selain dialog yang mengambil tema "Revitalisasi Kearifan Budaya Melayu, Kini dan Masa Datang", juga akan diadakan pertunjukan budaya dan pameran kebudayaan Melayu.
Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, tujuan lain yang ingin dicapai dari pelaksanaan Dialog Budaya Melayu tersebut adalah memberikan kesempatan berdialog kepada para sejarawan, budayawan, seniman, dan masyarakat Melayu. Selain itu, mengajak dan membangun kesadaran tokoh-tokoh masyarakat Melayu untuk saling membantu dan mengembangkan nilai-nilai kearifan budaya Melayu dan mendapat masukan tentang upaya menjaga serta meningkatkan kebersamaan Melayu.
Peserta kegiatan itu adalah pelaku bidang kebudayaan, tokoh masyarakat, sejarawan, pecinta seni dan budaya, serta seniman. Selain itu, sasaran kegiatan tersebut juga kepada organisasi pemuda, pelajar dan mahasiswa, organisasi masyarakat, serta pers.
Hasil yang diharapkan dari acara tersebut adalah memperoleh masukan untuk menjaga dan meningkatkan rasa kebersamaan terhadap budaya Melayu.
"Diharapkan dari acara ini akan menjadi jembatan terlaksananya Dialog Budaya Melayu dan kegiatan pendukung lainnya yang berskala internasional," katanya.
Dalam seminar kebudayaan akan tampil tiga narasumber utama berasal dari Indonesia yakni Tengku Nasaruddin Said Effendy (seniman dan budayawan), Taufik Abdullah (sejarawan), dan Sangkot Marzuki Batubara (ilmuwan).
Selain itu, juga akan hadir narasumber berasal dari Malaysia, Brunei, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Kegiatan Dialog Budaya Melayu yang akan diikuti oleh 300 orang peserta berasal dari seluruh Indonesia itu kerja sama Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Pemerintah Provinsi Riau, dan Lembaga Adat Melayu Riau.
Sumber: http://www.antaranews.com