Batangkuis, Sumut - Sultan Serdang Tuanku Achmad Thalaa Syariful Alamsyah selaku Kepala Adat Kesultanan Serdang membuka secara resmi Perlombaan Ajang Serampang 12 (PAS 12) yang digagas Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kabupaten Deliserdang, Rabu (12/12) di kawasan wisata budaya dan kuliner Kampoeng Niaga, Kota Batangkuis. Pembukaan ditandai pemukulan gendang tepat Pukul 12.00 wib tanggal 12, bulan 12 (Desember) dan tahun 2012.
Apresiasi tinggi diberikan Sultan Serdang kepada pengurus MABMI Deliserdang di bawah kepemimpinan H OK Khiadar Aswan, Wazir Negeri Serdang gelar Datuk Paduka Raja Batangkuis yang baru dilantik Oktober 2012 lalu, namun melejit cepat melaksanakan berbagai kegiatan termasuk dalam upaya melestarikan budaya melayu salah satunya tari Serampang 12.
Bagi Kesultanan Serdang, Serampang 12 memberikan kebanggaan tersendiri. Pasalnya, tari Serampang 12 merupakan budaya yang lahir dari negeri Serdang dimasa lampau yang diciptakan Datuk Sauti dan pertama kali ditampilkan dihadapan Sultan Serdang V Tuanku Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah serta pernah tampil langsung di depan Presiden Soekrno. "Saya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi tinggi kepada MABMI Deliserdang juga kepada Datuk Khaidar yang tidak sekali ini saja peduli terhadap kebudayaan melayu" tandasnya.
Benteng
Sultan mengharapkan, adat dan budaya dapat dijadikan benteng kepribadian bangsa. Sebab, dengan menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya, negeri ini akan bangkit dan maju. Sejarah membuktikan, negara seperti, Cina, Thailand dan Korea pernah hancur porak-poranda. Tapi, kemudian negera-negara tersebut bangkit kembali dan menjadi negara besar karena salah satunya menjunjung tinggi adat dan budaya nenek moyang yang ditinggalkan leluhur mereka.
Menurut Sultan yang juga Ketua Dewan Adat MABMI Deliserdang, persoalan bangsa bukan saja masalah politik, ekonomi dan sebagainya. Tapi juga masalah adat dan budaya yang seolah-olah kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Hal ini katanya, dikarenakan para pemimpin bangsa ini hidup jauh dari akar budaya yang ditinggalkan leluhurnya. Untuk itu, diimbau seluruh pejabat di negeri ini, agar membangun adat dan budaya dengan memberdayakan lembaga-lembaga adat yang ada di suku apa saja. "Berdayakanlah. Janganlah lembaga-lembaga adat hanya dijadikan sebagai aksesoris yang dipajangkan ketika menerima tamu-tamu penting hadir" tandasnya.
Lestarikan Budaya
Sementara Ketua PD MABMI Deliserdang H OK Khaidar Aswan mengatakan, kegiatan PAS 12 merupakan upaya untuk melestarikan salah satu budaya yang lahir dari Negeri Serdang yakni tari Serampang 12. Upaya ini bukanlah yang pertama, tapi sudah berkali-kali festival Serampang 12 dilaksanakan di Kampoeng Niaga. Menurut Khaidar, upaya terus-menerus yang dilakukan MABMI Deliserdang untuk melestarikan budaya melayu bertujuan agar adat dan budaya melayu tidak terhempas oleh masuknya budaya asing.
Di tengah era globalisasi tanpa batas, pengaruh kebudayaan asing merupakan kenyataan yang tidak terhindarkan. Karena itu, tidak ada jalan lain kecuali memperkuat posisi tradisi budaya lokal bangsa sendiri agar tidak tercabik-cabik oleh budaya asing. Dalam kesempatan tersebut, secara khusus Ketua MABMI Deliserdang memberikan apresiasi kepada Bupati Siak Bupati Siak H Syamsuar MSi yang telah ikut serta mengirimkan peserta PAS 12 diwakili Sanggar Putra Melayu pimpinan Syafrizaldi di bawah naungan DPD Forum Peduli Riau diketuai Tuan Ruslan Lay.
Pas 12 yang digelar selama 3 hari, Rabu-Jumat (12-14) turut dihadiri Sekretaris MABMI Deliserdang M Idris SH dan unsur pengurus, Direktur Dirgantara Group Hj Nurmah, Pengurus Himpunan Pelestari Adat Melayu Kesultanan Serdang Linda Asmita dan Jamilah Aqta, Ketua Umum Yayasan Pendidikan Al-Jabari dari Bandung, Jawa Barat Neng Lilis Karyawati M Ag dan Ketua Dewan Pembina Dr H Muchtar Tumin SK MSc, serta ratusan undangan dan peserta PAS 12.
Sumber: http://www.analisadaily.com