Melayu Bukan Bangsa Kuli

Pekanbaru, Riau - Orang Melayu bukan bangsa yang malas. Orang Melayu umumnya tinggal di daerah yang kaya, seperti di Riau dan Kalimantan Timur (Indonesia), Brunei, dan Malaysia. Oleh karena itu, orang Melayu umumnya sudah bisa hidup sejahtera dengan mengelola sumber daya alamnya.

Hal itu dikatakan budayawan Melayu, Tengku Nasaruddin Said (Tenas) Effendy dan Al Azhar, dalam jumpa pers terkait penyelenggaraan Dialog Budaya Melayu di Pekanbaru, Riau, Senin (3/12/2012) malam.

"Melayu bukan bangsa kuli. Orang Melayu umumnya tak mau menjadi kuli," kata Tenas Effendy. Hal ini disampaikannya menanggapi pertanyaan wartawan yang, antara lain, menyebutkan kecenderungan orang Melayu yang malas.

Al Azhar, yang juga Pengurus Lembaga Adat Melayu di Riau, memastikan orang Melayu tidak malas. Hal itu dibuktikan dengan sebaran orang Melayu yang bisa hidup karena berusaha di daratan ataupun di lautan. Kondisi itu tak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain yang memiliki komunitas Melayu.

Dalam jumpa pers juga dipertanyakan kecenderungan orang Riau, yang mayoritas keturunan Melayu, yang tidak kritis terhadap sikap negara tetangga, Malaysia, yang acapkali menyakiti hati rakyat Indonesia.

Di Pekanbaru ada Konsulat Jenderal Malaysia, tetapi tidak pernah ada unjuk rasa terhadap Malaysia meskipun negara jiran itu membuat marah rakyat Indonesia, yang ditandai dengan unjuk rasa di sejumlah kota di Tanah Air.

Tenas Effendy menyatakan, orang Melayu memiliki cara untuk mengingatkan sesamanya, termasuk warga Malaysia. Peringatan itu bisa disampaikan melalui dialog, dan bukan semata-mata unjuk rasa.

-

Arsip Blog

Recent Posts