Bandung, Jabar - Lestarinya suatu budaya dan nilai-nilai adat istiadat tidak terlepas dari upaya pewarisan nilai budaya itu sendiri. Salah satu upaya tersebut adalalah melalui pengenalan, pengajaran, dan pendidikan yang berkarakter. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh salah satu unit budaya di Insitut Teknologi Bandung (ITB), Unit Kebudayaan Melayu Riau (UKMR ITB) menggelar Festival Kampung Melayu (FKM) sebagai wadah dan ajang memerkenalkan budaya melayu Riau di tanah kampus ganesha. Acara yang digelar pada, Sabtu (18/04/15) bertempat di Lapangan Segitiga ITB ini menjadi salah satu tujuan mulia dari upaya pelestarian dan pewarisan nilai budaya khususnya budaya melayu di Pulau Sumatera.
Acara yang diketuai oleh Danar Wisesa (Teknik Elektro 2012) ini, selain memerkenalkan budaya melayu Riau di ITB, juga merupakan acara Pre-Event dari acara utama yang akan di gelar tahun depan. Pasalnya, acara utama tersebut adalah acara pergelaran seni budaya Riau sebagai peringatan Lustrum Kedua UKMR ITB.
Festival Kampung Melayu kali ini sangatlah berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, menampilkan 4 tarian melayu (Tabal Gempita, Tandak Tanjung Selungkup, Ya Ladan, dan Batik Kemuning), aransemen musik yang memukau ( Lancang Kuning dan Sri Langkat) serta sajian 10 jenis kuliner asli dari tanah melayu. Salah satu kuliner yang paling menarik adalah minuman Air Mata Pengantin yang konon air minum tersebut selalu disuguhkan pada acara resepsi pernikahan. Ada juga minuman khas melayu lain yang bernama Laksamana Mengamuk yang konon dalam sejarah seorang Laksamana kerjaan melayu sedang murka dan melemparkan minuman-minuman didepannya, hingga rakyat setempat menamakan minuman itu dengan nama Laksamana Mengamuk.
Acara yang dipenuhi oleh nuansa melayu ini sangat menarik perhatian mahasiswa ITB. Pasalnya, sebelum acara ini digelar, telah banyak pemesanan makanan dan minuman yang dilakukan hingga pada hari digelar FKM ini, terdapat sekitar 1300 dari 10 jenis makanan dan minuman yang disediakan yang merupakan hasil kerjasama hebat dari masyarakat keturunan melayu yang tinggal di Bandung ini. Tidak hanya itu saja, FKM 2015 ini juga memberikan hasil kolaborasi yang memukau yang mengundang Unit Kebudayaan Lampung (UBALA ITB) sebagai tamu undangan untuk menampilkan tarian dari tanah Lampung.
Pertunjukan seni tari, seni musik, dan kuliner serta hasil kolaborasi dengan unit kebudayaan lain membuktikan dan membawa UKMR sebagai Unit Kebudayaan yang memiliki jiwa mewarisi nilai budaya yang tinggi terhadap budaya melayu yang ditinggalkan oleh para pendahulu. "Acara ini bisa dikatakan berhasil melihat animo mahasiswa ITB yang tinggi untuk mengetahui budaya melayu dan pemesanan makanan saja sampai seribu," tutur Danang. Festival Kampung Melayu 2015 ini juga tercipta karena kerjasama dan kekompakkan anggota UKMR yang telah terlibat dari proses pembentukan hingga eksekusi acara sabtu siang itu.
"Makanan dan minuman yang disuguhkan oleh FKM 2015 ini sangat enak dan bersahabat harganya, terutama makanan yang bernama Roti Jala dan Mie lendir," ungkap Shabrina (Aeronotika Astronotika 2013) yang merupakan pengunjung FKM 2015 ini.
Sumber: http://www.itb.ac.id