Ciamis, Jabar - Pemkab Ciamis mulai tahun 2017 mendatang akan menggelar 4 event seni dan budaya berskala nasional. Event itu pun sudah mendapat dukungan dari Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif serta masuk dalam agenda parawisata nasional yang bertajuk ‘Pesona Indonesia’.
Tujuan digelarnya event tersebut, tak lain ingin menegaskan bahwa Kabupaten Ciamis memiliki segudang seni dan budaya yang layak dijual serta sebagai icon parawisatanya.
Kabid Ekonomi Kreatif Dinas Parawisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia, mengatakan, 4 event seni dan budaya yang akan digelar tersebut, diantaranya Festival Bebegig, Pesona Galuh Nageri, Jayagiri Festival dan Wisata Religi di Pesantren Sinarasa Panjalu.
Budi menjelaskan, pada acara Festival Bebegig, tak hanya menampilkan kesenian Bebegig asal Kecamatan Sukamantri saja, tetapi juga akan mengundang sejumlah kesenian topeng dari berbagai daerah di Indonesia. “Kami namai Festival Bebegig memang ada misi untuk lebih memperkenalkan kesenian bebegig supaya lebih dikenal secara luas,” ujarnya.
Budi menambahkan, karena kesenian bebegig merupakan seni tari topeng, maka perlu diundang kesenian serupa dari daerah lain untuk ikut menyemarakan acara tersebut. “Nanti akan kami undang kesenian Ondol-ondel, Reog Ponorogo, Topeng Ireng, Tari Topeng Cirebon dan kesenian topeng lainnya yang ada di Indonesia,” katanya, kepada Koran HR, pekan lalu.
Sementara event Pesona Galuh Nageri, kata Budi, merupakan acara untuk membangkitkan semangat kegaluhan dengan menampilkan seni dan budaya Kerajaan Galuh.
“Pada event Pesona Galuh Nageri tahun 2017, kita akan menggelar Kirab Pusaka Galuh. Dalam acara itu nanti akan dikumpulkan seluruh budayawan dan kolektor yang memiliki benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Galuh. Hal itu agar masyarakat Ciamis dapat mengenal kekayaan sejarah dan budaya Kerajaan Galuh,” terangnya.
Menurut Budi, Fesvital Bebegig dan Pesona Galuh Nageri, rencananya akan digelar pada perayaan Hari Jadi Kabupaten Ciamis tahun 2017. Dua event itu, lanjut dia, kedepannya akan menjadi agenda rutin yang digelar pada setiap tahun.
“Dua event itu pun sudah dimasukan ke dalam agenda rutin program promosi wisata budaya nasional di Kementerian Parawisata. Jadi, meski digelar di Ciamis, tetapi acaranya berskala nasional,” katanya.
Budi mengatakan, dua event tersebut pada setiap tahunnya akan berubah-ubah temanya. Namun, tema yang akan diangkat, tetap menampilkan seni dan budaya asli Kabupaten Ciamis. “Tahun 2017 kami mengangkat tema Festival Bebegig. Sementara tahun berikutnya temanya akan diubah, misalnya, Festival Ronggeng atau kesenian lainnya yang ada di Kabupaten Ciamis,” ujarnya.
Sedangkan Jayagiri Festival dan Wisata Religi di Pesantren Sinarasa Panjalu, lanjut Budi, rencananya akan digelar saat menyambut bulan Suci Ramadhan tahun 2017 mendatang. “Karena dua acara itu sudah rutin digelar setiap menyambut bulan ramadhan. Tapi, setelah dua event itu masuk ke dalam agenda wisata budaya, acaranya akan lebih disemarakan,” katanya.
Budi menjelaskan, konten acara Jayagiri Festival, mengangkat budaya masyarakat di Kecamatan Panumbangan. Di daerah Jayagiri Panumbangan, tambah dia, terdapat sebuah budaya warisan masa lalu yang hingga kini masih dilestarikan.
“Setiap menyambut bulan puasa, di daerah Jayagiri selalu digelar acara ngubyag (tangkap ikan) di sebuah kolam yang berada di kaki gunung sawal. Selain ngubyag, digelar juga acara seni dan budaya lainnya, seperti pertunjukan angklung buncis, tari reog dan kesenian lainnya yang merupakan kesenian khas daerah tersebut.
“Namun, puncak acara dari acara tersebut, yakni ngubyag di kolam. Makanya, acara yang akan lebih diangkat pada festival ini adalah acara ngubyagnya,” katanya.
Sedangkan Wisata Religi di Pesantren Sinarasa Panjalu, terang Budi, terdapat sejumlah acara keagamaan yang sudah menjadi budaya turun temurun di daerah tersebut. “Setiap menyambut bulan puasa, di pesantren ini digelar acara rutin yang mengundang ribuan jemaah dari berbagai daerah. Acara itu pun sudah menjadi budaya dan memiliki sejarah dalam perkembangan islam di daerah tersebut,” ungkapnya.
Budi mengatakan, adanya dukungan dari Kementerian Parawisata yang memasukan 4 event budaya asal Kabupaten Ciamis ke dalam agenda parawisata nasional, merupakan peluang untuk menggali potensi wisata budaya.
“Kekayaan budaya di Ciamis ini luar biasa. Karena Ciamis memiliki akar budaya yang kuat dari Kerajaan Galuh. Kabupaten Purwakarta saja yang tidak memiliki akar budaya masa lalu bisa mengubah icon daerahnya menjadi kota budaya. Masa Kabupaten Ciamis yang memiliki akar budaya jelas kalah oleh Purwakarta,” tegasnya.
Sumber: http://www.harapanrakyat.com