Yogyakarta - Komitmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY untuk melakukan dakwah kultural tidak hanya melalui peran seni budaya. Namun juga memanfaatkan potensi permainan dan olahraga lokal tradisional yang selama ini sudah berkembang di masyarakat.
Seperti dalam pelaksanaan Olimpiade Budaya Jawa (OBJ) 2016, selain menghadirkan lomba seni budaya juga digelar ragam perlombaan permainan dan olahraga tradisional, seperti jemparingan, gangsingan, egrang dan gobagsodor di lapangan Karang, Kotagede.
"Sayangnya macam permainan dan olahraga tradisional tersebut sudah banyak ditinggalkan masyarakat. Melalui kegiatan ini kami ingin coba menghidupkan kembali permainan dan olahraga tersebut di tengah masyarakat," kata Ketua Pelaksana Perlombaan KRT Akhir Lusono SSn MM kepada KRjogja.com, Rabu (21/9/2016).
Ditambahkan Akhir, hadirnya ragam olahraga dan permainan tradisional sebagai bentuk keprihatinan generasi muda di era globalisasi yang cenderung hidup menyendiri dan sibuk dengan dunianya sendiri. Padahal dalam permainan dan olahraga tersebut justru menjadikan anak berbaur dengan teman sebayanya sebagai wahana sosialisasi.
Selain itu, lahan di tengah masyarakat yang terus menyempit juga menjadi salah satu faktor permainan dan olahraga tradsional makin tersingkir. Sebab itulah PWM DIY mengambil sikap untuk menjadi inisiator menghidupkan dan menumbuhkembangkan olahraga serta permainan tradisional.
Kegiatan ini sendiri diikuti siswa tingkat SD-SMA/SMK dari seluruh sekolah maupun madrasah Muhammadiyah yang ada di DIY. Harapannya ke depan kader dan warga Muhammadiyah memiliki karater yang baik berdasar nilai lokalitas yang dimiliki.
Sumber: http://krjogja.com