Pangkalpinang, Babel - Tak seperti biasanya, Alun-alun Taman Merdeka Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel) tampak sangat ramai. Tenda-tenda terpasang memenuhi alun-alun hingga badan jalan. Di bawahnya terhampar karpet-karpet warna hijau dan merah.
Ribuan orang tampak berkumpul di kawasan yang merupakan pusat kota Pangkalpinang ini. Mereka hendak menggelar acara Nganggung. Nganggung merupakan budaya Bangka berupa makan bersama-sama menggunakan dulang atau nampan. Di atasnya ditutupi dengan tudung saji khas Bangka.
Budaya Nganggung yang diserap dari adat Melayu ini merupakan wujud syukur masyarakat atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Biasanya Nganggung digelar untuk memperingati hari-hari besar keagamaan, atau acara-acara besar lainnya seperti HUT NKRI, HUT kabupaten/kota dan provinsi.
Ketua panitia Nganggung, Edison Taher mengatakan, 1.460 dulang disediakan dalam acara ini. Setiap makanan di dulang dapat dimakan oleh 4-5 orang. Sehingga diperkirakan sekitar 5.800 orang mengikuti Nganggung dalam rangka peringatan HUT ke-259 Pangkalpinang tersebut. Mereka berasal dari berbagai kalangan seperti PNS, perwakilan BUMN dan perusahaan-perusahaan yang berada di Kota Pangkalpinang serta masyarakat umum.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pangkalpinang M Sopian mengatakan, makna kebersamaan dan gotong royong dalam budaya Nganggung ini penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membangun Kota Pangkalpinang, Pemkot dan masyarakat serta para stakeholder harus bersatu-padu.
"Kami menyadari dengan keterbatasan yang kami miliki tentunya untuk membangun Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi, kita sangat mengharapkan partisipasi dan kebersamaan semua elemen masyarakat," kata Sopian di Alun-alun Taman Merdeka, Pangkalpinang, Babel, Senin (19/9/2016).
Hal serupa juga dikatakan Wagub Babel Hidayat Arsani dan Wakil Ketua DPRD Pangkalpinang Abang Hertza. Tradisi kebersamaan dan gotong royong harus terus dihidupkan untuk mendorong Pangkalpinang sebagai kota maju dan berbudaya. Namun Hidayat mengingatkan, masih ada PR besar yang harus dituntaskan, yakni peningkatan perekonomian.
"Pangkalpinang ini semakin tua semakin kuat. Hanya saja perekonomiannya yang belum kuat. Karena Babel sangat terganggu perekonomiannya," tuturnya.
Sumber: http://news.detik.com