Sawahlunto, Sumbar - Konsultan bidang kepariwisataan, DR Abdullah Rudolf Smit mengatakan pengembangan pariwisata dalam suatu kawasan harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya.
"Salah satunya dengan memadukan pendekatan perencanaan arsitektural dalam pengembangan kawasan wisata dan akomodasi yang terintegrasi baik dengan jaringan ekonomi dan sosial masyarakat setempat," kata dia saat menjadi narasumber dalam kegiatan seminar tentang peningkatan koordinasi dan kerjasama penanaman modal di Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (7/9).
Hal itu, lanjutnya, sebagaimana digariskan dalam kode etik pariwisata dunia yang mewajibkan keikutsertaan masyarakat setempat dalam kegiatan pariwisata secara adil dan merata dalam menikmati keuntungan ekonomis, sosial dan budaya yang mereka usahakan.
Seluruh kegiatan tersebut, harus dilakukan dalam harmoni sesuai kekhasan dan tradisi daerah tujuan wisata serta menghormati undang-undang, adat dan kebiasaan yang menjadi kearifan lokal masyarakat sekitar kawasan pengembangan pariwisata.
"Jika kondisi itu sudah terbentuk maka bidang pariwisata bisa dijadikan salah satu peluang bagi para pemodal untuk berinvestasi," ujarnya.
Peluang tersebut terbuka karena adanya kegiatan orang yang melakukan perjalanan menuju dan tinggal di tempat-tempat di luar lingkungan biasa mereka untuk tujuan rekreasi, bisnis dan lain-lain yang mengakibatkan timbulnya kebutuhan-kebutuhan bagi para wisatawan seperti kebutuhan dasar. Di antaranya transportasi, tempat istirahat, tempat makan, dan tempat tidur yang dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi di daerah-daerah tujuan wisata.
"Bila diibaratkan, pariwisata seperti sebuah kalung yang untaiannya terdiri atas kegiatan-kegiatan pendukung pariwisata seperti kegiatan UMKM, transportasi, seni budaya, keagamaan, souvenir dan lain sebagianya, bila satu bagain buruk maka seluruh rantai akan menjadi buruk pula," lanjut dia.
Sumber: http://www.republika.co.id