Kampung Batik Terogong Menembus Sesaknya Jakarta

Jakarta - Bicara soal kampung batik, masyarakat mungkin lebih mengenal Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo. Namun, siapa sangka di kota yang dipenuhi oleh gedung-gedung mewah seperti Jakarta juga terdapat kampung batik di salah satu sudutnya, yaitu Kampung Batik Terogong, Jakarta Selatan.

Tak hanya memproduksi, di Kampung Batik Terogong ini, masyarakat juga bisa belajar cara membatik. Produknya memiliki corak khas tersendiri, yaitu bercirikan masyarakat Betawi seperti motif topeng, kembang api, dan burung gelatik.

Siti Laela, Ketua Paguyuban Kampung Batik Terogong menuturkan, batik Betawi sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an. Namun, seiring perkembangan zaman, pamor batik khas suku asli Jakarta ini mulai meredup.

Agar tak punah, kata Laela, didirikanlah Kampung Batik Betawi pada 2012. Tujuannya, selain untuk melestarikan batik khas Betawi yang sudah hampir punah, juga membangkitkan kembali pamor batik tersebut.

"Awalnya pengen melestarikan batik Betawi yang mulai punah dan susah dicari di pasaran," ujarnya.

Menurut Laela, dirinya yang merupakan keturunan Betawi asli tergerak untuk bisa melestarikan seni batik nenek moyang. Sehingga, bersama enam saudaranya, dia membuka usaha Batik Betawi Terogong.

Seiring perjalanan waktu, usaha batik Betawi yang digagasnya sedikit demi sedikit terus maju. Kemudian, diputuskan untuk mengajak kaum perempuan di sekitarnya bergabung membantu produksi Batik Betawi Terogong.

"Sudah mulai jelas pasarnya. Makanya kita ajak ibu-ibu di sini untuk bergabung produksi batik. Daripada hanya nonton sinetron, ini lebih menghasilkan," terangnya.

Saat ini, dengan sekitar 15 orang yang bekerja memproduksi, ia bisa menghasilkan 20 potong batik tulis setiap bulan. sementara untuk batik cap, ia bisa memproduksi sekitar 100-200 potong per bulan.

"Kalau batik tulis pengerjaannya memakan waktu lama. Minimal 1 potong saja pengerjaannya 1 minggu," ungkapnya.

Mengenai motif, Laela mengaku Batik Betawi Terogong mempunyai berbagai macam variasi. Dari penari topeng, pengantin Betawi, sepeda ontel, hingga tanaman langka yang sudah jarang dijumpai di Jakarta seperti mengkudu.

Namun, dari sekian banyak motif itu, yang menjadi andalan dan paling khas di Batik Betawi Terogong adalah motif tebar mengkudu. "Itu ada artinya. Tekun dan sabar memang kudu (harus). Jadi, orang Betawi harus usaha terus. Jangan sampai menyerah, dan seperti buah mengkudu," ujarnya sambil tertawa.

Lebih jauh Laela menjelaskan, soal harga menurutnya juga sangat variatif. Tergantung motif, banyaknya warna yang digunakan, serta bahan. Untuk batik cap kisarannya Rp200-500 ribu per potong. Untuk Batik tulis, bisa jutaan kalau bahannya sutra.

Laela mengungkapkan, pemasaran batik produksinya tidak hanya melalui gerai di pusat perbelanjaan. Dia juga memasarkan dari pintu ke pintu selain menggunakan jaringan penjualan lewat internet. Dengan beragam model pemasaran ini, penjualan per bulannya mencapai Rp40-50 juta.

Bagi yang tertarik memiliki dan mengenal lebih dekat serta belajar proses pembuatan batik khas Betawi di Kampung Batik Terogong, bisa datang langsung ke Jl. Terogong III, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan.

-

Arsip Blog

Recent Posts