Gianyar, Bali - Hiasan kerajinan tangan jenis barong dan rangda yang dipercayai oleh umat Hindu di Bali sebagai simbol kebaikan dan kejahatan banyak diminati oleh wisatawan Jepang.
I Made Sukawana, salah satu perajin barong di Banjar Mawang, Delodtunduh, Ubud, Kabupaten Gianyar, Selasa (31/8/2010) menjelaskan, setiap bulan pihaknya bisa menjual empat sampai enam kerajinan tangan jenis barong dan rangda.
"Umumnya wisatawan Jepang datang langsung ke rumah atau toko kami untuk membeli kerajinan tangan khas Bali itu," ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk ukuran barong mini yang dibuat dari kulit sapi bulu prasok (jenis tumbuhan) lengkap dengan tapel (topeng) dijual dengan harga Rp 600.000.
"Satu barong mini dengan panjang 55 cm sangat diminati wisatawan karena mudah dibawa sebagai cinderamata dari Pulau Bali," ujarnya.
Sedangkan kerajinan untuk jenis rangda, kata Sukawana, dijual dengan harga Rp 2 juta sampai Rp 3 juta lebih mahal dari barong ukuran mini.
"Mahalnya harga kerajinan rangda, karena mempergunakan rambut bulu kuda serta topengnya terbuat khusus dari kayu pule," katanya.
Selain itu, proses pembuatannya juga membutuhkan waktu sampai dua minggu lebih. Kalau kerajinan tangan topeng rangda dengan ukuran rambut sampai 100 cm membutuhkan waktu dua minggu untuk membuatnya.
Saat ini, kata Suwana, dari 35 karyawan yang dimilikinya, pihaknya mampu memproduksi setiap harinya 10 kerajinan tangan jenis barong mini, sedangkan untuk rangda tergantung pemesanan.
"Karena kerajinan tangan jenis rangda lebih mahal harganya kami hanya membuat sesuai dengan pesanan," ujarnya.
Sumber: http://travel.kompas.com