Tradisi Rasulan dengan Lima Bahasa

Gunungkidul, DIY - Kegiatan tradisi rasulan atau bersih desa di Karangrejek, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan dilaksanakan dalam lima bahasa yaitu Jawa, Indonesia, Inggris, Prancis, dan Jepang, yang prosesinya dimulai, Jumat (1/10).

Ketua Panitia Rasulan Desa Karangrejek Ton Martono, di Gunung Kidul, mengatakan, pelaksanaan rasulan itu akan sedikit berdeda dengan yang dilaksanakan di desa lain, karena doa kenduri di Karangrejek akan menggunakan lima bahasa.

"Doa kenduri menggunakan bahasa Jawa, namun karena ada tamu dari luar negeri maka juga akan disampaikan dalam bahasa Indonesia, Inggris, Jepang, dan Prancis," katanya.

Ia mengatakan rasulan akan diisi dengan berbagai pementasan kesenian tradisional antara lain beber ledek, musim campursari, dan gejok lesung pada Minggu (3/10) dimulai pukul 9.00 WIB.

Sedangkan acara inti diisi dengan parade bregodo prajurit lombok abang, udik-udik sesaji dan gunungan, uyon-uyon dan gending jawa, karnaval jathilan serta reog pada Senin (4/10) mulai pukul 08.00 WIB.

"Pada Rabu malam akan dipentaskan wayang kulit semalam suntuk dengan dua dalang. Pada sore hari digelar wayang kulit dengan dalang anak, dan selanjutnya dalang sepuh," katanya.

Menurut dia, sampai saat ini masih ada anggapan dari masyarakat bahwa tradisi leluhur itu bertentangan dengan ajaran agama tertentu. Oleh karena itu, kata dia, dalam rangkaian kegiatan rasulan 2010 digelar sarasehan kebudayaan dengan tema 'Upacara bersih desa dalam perspektif kebudayaan', Jumat (1/10) malam, di Balai Desa Karangrejek.

Ia mengatakan rangkaian rasulan juga diisi dengan mujahadah akbar, dan siraman rohani dari KH Khosim Ali Mustofa dari Kodim Magelang. Kemudian dilakukan pesta kembang api.

"Mujahadah akbar berlangsung di lapangan di depan Balai Desa Karangrejek. Diperkirakan sekitar 7.000 orang dari berbagai daerah di luar Kabupaten Gunung Kidul hadir dalam acara ini," kata Ton Martono. (Ant/OL-2)

-

Arsip Blog

Recent Posts