Badung, Bali - Selama seharian, salah satu objek wisata andalan Bali, Garuda Wisnu Kencana (GWK), tidak beroperasi kemarin (30/3). Jalan menuju lokasi objek wisata itu diblokade warga Banjar Giri Dharma Ungasan, Badung. Mereka menuntut janji jalan baru yang pernah disampaikan oleh pengelola GWK 14 tahun lalu. Jalan baru tersebut dijanjikan karena GWK menempati lahan desa, termasuk rurung agung (jalan desa). Akibat penggunaan lahan desa tersebut, warga yang mengusung bade (mayat yang diaben) harus rela berjalan memutar sejauh 4 km. Parahnya, jalan memutar itu terjal.
Sebelum GWK dibangun, pengelola menjanjikan jalan baru menuju kuburan atau setra desa. Warga pun diiming-imingi kerja di GWK. Setelah sebagian pembangunan GWK rampung, pada 1999 warga mulai menagih janji. Saat itu pengelola mengaku akan merealisasikan janji tersebut pada 2002.
Namun, janji tinggalah janji. Hampir 14 tahun lamanya warga merasa dibohongi. Akses menuju kuburan yang menanjak dan terjal dengan kemiringan 45 derajat itu membuat warga yang mengusung bade ngos-ngosan. "Kami kalau mengusung bade bisa nggak kuat menahan beban. Medannya miring," ujar salah seorang warga yang mengaku bernama Sampun.
Kekesalan warga akhirnya tidak bisa dibendung. Pada pukul 01.00 Wita kemarin (30/3), 90 warga langsung menutup jalan menuju GWK itu dengan urukan tanah kapur. Di atas urukan tersebut dipasang spanduk bertulisan "Warga Giri Dharma menuntut janji GWK. Selama 14 tahun warga menunggu kebohongan GWK".
Penyebab ruwetnya masalah tersebut, pengelolaan GWK terbentur dua kewenangan pengelola yang selalu baru. Setiap pengelola baru yang ditanyai soal janji itu selalu menjawab masih tahap pengkajian. (dra/jpnn/ruk)
Sumber: http://www.jawapos.com (31 Maret 2009)