Palembang, Sumatra Selatan - Arca Buddha peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersimpan di Museum Balaputra Dewa, Palembang, Sumatera Selatan, dicuri. Arca yang diperkirakan dibuat dari bahan perunggu pada abad IX itu merupakan barang sitaan Polda Sumsel yang dititipkan sejak tahun 1992.
Salah seorang satpam museum, Muhofir, yang ditemui, Rabu, mengatakan, arca dengan tinggi sekitar 15 sentimeter tersebut baru diketahui hilang sejak Senin (9/3) oleh satpam yang bertugas pada pagi hari. Lemari kaca tempat penyimpanan arca Buddha tersebut terlihat kosong dan pintunya rusak.
Menurut Muhofir, pintu Gedung 2 tempat koleksi tersebut dipamerkan selalu terkunci dan jendelanya dilengkapi dengan teralis besi. Hingga saat ini, kondisi pintu dan jendela tidak mengalami kerusakan.
Ia menambahkan, museum memiliki delapan satpam yang bertugas dalam tiga giliran jaga. Namun, setelah kehilangan arca, semua satpam diperintahkan untuk berjaga-jaga.
Dari buku panduan Museum Negeri Sumatera Selatan diketahui arca yang hilang membentuk Buddha dalam posisi duduk bersila di atas padmasanaganda (tempat berbentuk bunga padma). Buddha terlihat dalam sikap kaki silatasana dan tangan jinanmudra (lambang kebijaksanaan). Bagian belakangan ada stela berbentuk akolade dengan puncak meruncing berhiaskan payung (chattra). Pada pinggiran sandaran arca tersebut dihias motif lidah api.
Orang dalam
Kepala Museum Balaputra Dewa Syafei Wahid saat dikonfirmasi membenarkan adanya pencurian arca koleksi museum itu. Syafei sudah meminta anggota stafnya untuk melaporkan kasus pencurian tersebut ke Kepolisian sektor Sukarami setelah pihak museum melakukan penyelidikan internal.
Ia mengungkapkan kecurigaan keterlibatan orang dalam atas hilangnya arca tersebut. Kecurigaan itu karena ruang pameran museum hanya dibuka siang hari untuk pengunjung.
Syafei mengungkapkan, arca yang ditemukan di situs Bukit Siguntang, Palembang, tersebut disimpan di Museum Balaputra Dewa sejak tahun 1992. Arca itu merupakan hasil sitaan polisi yang kemudian diserahkan ke Museum Balaputra Dewa.
Kepala Balai Arkeologi Palembang Nurhadi Rangkuti yang dimintai tanggapannya mengaku sangat menyayangkan pencurian tersebut. Alasan dia, temuan peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada abad X tidak banyak. Jika ada arca dan prasasti yang ditemukan, jumlahnya hanya belasan.
Arca tersebut diperkirakan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Arca itu pun sering dibawa untuk pameran di luar negeri. (WAD/BOY)
Sumber: http://cetak.kompas.com (12 Maret 2009)