Mak Itam Banyak Diminati Wisatawan

Padang, Sumbar - Lokomotif uap Mak Itam mampu menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Puluhan penumpang sudah merasakan naik kereta yang ditarik lokomotif berbahan bakar batu bara dan kayu itu selama sepekan terakhir.

Mak Itam melayani jalur kereta api dari Stasiun Sawahlunto ke Stasiun Muara Kalaban, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Panjang jalur ini 7 kilometer dan melewati lubang kalam sepanjang 840 meter. Lubang kalam dibangun zaman Belanda tahun 1894.

Kepala Stasiun Sawahlunto Zulkifli, Senin (9/3), mengatakan, respons masyarakat atas keberadaan Mak Itam dan gerbong tua sangat baik. Respons itu ditandai dengan ketertarikan wisatawan mencoba naik di gerbong yang ditarik lokomotif uap itu.

”Hari Minggu kemarin, ada 30 penumpang yang naik kereta ini. Sebagian besar penumpang berasal dari Riau dan secara khusus datang ke Sawahlunto untuk merasakan naik kereta uap. Sebelumnya, puluhan penumpang asal Belanda mencarter Mak Itam dan gerbong tua,” ujar Zulkifli.

Untuk perjalanan bersama Mak Itam, PT Kereta Api menetapkan tarif Rp 80.000 pergi-pulang. Rute ini dijalankan secara reguler setiap hari Minggu. Sementara tarif pesanan lokomotif uap dengan gerbong tua dipatok Rp 5 juta. Gerbong tua ini bisa mengangkut sampai 50 penumpang.

Selain kereta api uap, ratusan wisatawan penggemar kereta api juga bisa merasakan naik kereta api di tepi Danau Singkarak. Kereta api wisata ini berangkat dari Stasiun Padang Panjang dan tiba di Stasiun Sawahlunto. (ART)

Sumber: http://cetak.kompas.com (10 Maret 2009)
-

Arsip Blog

Recent Posts