Jakarta - Krisis global boleh saja datang mengempas dunia, namun minat wisatawan untuk datang ke Indonesia ternyata masih terbilang tinggi. Salah satu pasar wisata itu adalah Rusia, yang memiliki tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Tahun lalu jumlah wisatawan asal Rusia yang datang ke Indonesia mencapai 65 ribu orang. Jumlah ini meningkat hampir 40 persen dari jumlah tahun sebelumnya, yang mencapai 46 ribu orang.
"Rusia merupakan salah satu pasar utama pariwisata di kawasan Eropa Timur," ujar Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran, Departemen Budaya dan Pariwisata, yang ditemui di sela-sela Moscow International Tour and Travel ke 16, sebuah ajang pameran internasional pariwisata yang penting di kawasan Eropa Timur, pertengahan pekan ini.
Dalam pameran yang akan berlangsung hingga Ahad ini, Indonesia membawa 19 peserta yang terdiri dari hotel dan biro perjalanan wisata.
Dari penyelenggaraan pameran ini, paling tidak bisa mendorong jumlah wisatawan Rusia ke Indonesia hingga mencapai target yang ditetapkan tahun ini sebanyak 90 ribu wisatawan. Keyakinan ini bukan tanpa dasar. Hingga Januari lalu saja, wisatawan Rusia yang datang ke Indonesia mencapai 9.300 orang.
Meningkatnya jumlah wisatawan ini sebenarnya tidak hanya terjadi di kawasan Eropa Timur. Dalam pameran pariwisata sebelumnya di Berlin, Jerman, di mana Indonesia mengikutkan 68 perusahaan pariwisata juga mendapatkan hasil yang menggembirakan.
Dalam pameran yang diselenggarakan 11-15 Maret lalu itu, Indonesia mencatat transaksi mencapai Rp 1,1 triliun. "Hasil itu belum termasuk dari laporan perusahaan yang belum masuk," kata Jordi Paliama, Kasubdit Wilayah Eropa, Direktorat promosi luar negeri.
Nah, berkaca dengan itu pula, wajarlah dalam pameran di Moskow ini muncul optimisme. Target wisatawan Rusia yang datang ke Indonesia pun bisa tercapai. "Target yang kami pikir juga cukup realistis. Pertimbangannya, saat ini terjadi krisis global dan juga ada proses pemilihan umum, yakni parlemen dan presiden - yang tentunya akan sangat mempengaruhi kedatangan mereka ke Indonesia," kata Jordi lagi.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com (23 Maret 2009)