Singapura - Singapura, negeri seluas 701 kilometer persegi, ibarat surga orang Indonesia. Tak masalah rupiah terkuras demi kepuasan berbelanja, berwisata, dan bersantap, bahkan untuk akses kesehatan dan layanan pendidikan.
Kesan itu yang muncul selama mengunjungi negeri tersebut, Jumat (20/3) sampai Minggu (22/3), atas undangan Singapore Tourism Board (Dewan Pariwisata Singapura).
Negeri berpenduduk 4,4 juta jiwa dengan empat bahasa resmi itu mampu memikat satu juta turis asal Indonesia setiap tahun. Padahal, harga barang dan tarif jasanya sebenarnya lebih tinggi (saat ini Singapura menduduki urutan ke-14 dunia dalam ukuran standar hidup mahal).
Hal itu, antara lain, karena Singapura berhasil menawarkan beragam hal yang dia miliki dan menata kawasan wisatanya secara apik dan nyaman.
Orchard Road, misalnya, sudah sejak lama menjadi buah bibir wisatawan. Di tempat ini, selain ditawarkan beragam produk jetset, seperti keluaran Rolex, Omega, Louis Vuitton, Gianni Versace, dan Giorgio Armani, pengunjung juga bisa menikmati deretan mal, butik, dan toko, yang diselingi pepohonan rindang dan kafe-kafe.
Berjalan-jalan di sekitar itu bak menikmati alam nan indah. ”Saya suka belanja di Orchard karena suasananya asyik. Enggak kayak di Jakarta,” demikian alasan Katerin, warga Jakarta, yang Jumat siang itu berbelanja pakaian.
Jepret-jepret
Meski Singapura terkenal dengan wisata belanja, sebaiknya jangan lupakan obyek wisata lainnya. Misalnya, ikut Duck Tour, berkeliling naik kendaraan amfibi bekas militer negara berbentang horizontal 43 kilometer dan vertikal 26 kilometer tersebut.
Dengan membayar 33 dollar Singapura, penumpang akan diajak menyusuri jalan-jalan di sekitar Suntec City Mall, kemudian masuk ke Sungai Singapura dan Marina Bay.
Dari perairan, tampak podium Formula 1, Merlion Park, Esplanade Theatre on The Bay, gedung pertunjukan beratap seperti kulit durian, dan gedung-gedung pencakar langit. Waktu yang cukup bagus untuk pemotretan di sana, yakni saat matahari tenggelam, saat kawasan-kawasan tadi berlatar langit dengan semburat warni-warni.
Obyek lainnya yang juga bertarif 30 dollar Singapura adalah Singapore Flyer, seperti bianglala. Pengunjung bisa menyaksikan panorama laksana burung. Pemotretan menjelang senja di tempat ini juga akan membuahkan sesuatu yang menarik. Misalnya, pemandangan kota yang bermandi cahaya dengan langit berhias semburat warna-warni.
”Hampir setiap bulan saya ke Singapura dan tidak pernah bosan menikmati panorama senja di sini (Merlion Park),” papar Suwito dari Jakarta.
Di seberang Merlion Park terdapat kawasan Esplanade dan lokasi proyek Marina Bay Integrated Resort. Yang disebut terakhir adalah kawasan perhotelan dan perjudian. ”Akan dibangun kasino oleh jaringan Sand International,” cerita Augustar Saleh, pemandu wisata.
Pulau Sentosa
Panorama sore dengan nuansa berbeda bisa dirasakan di Pulau Sentosa. Caranya, dengan naik Sky Tower yang harga tiket masuknya 12 dollar Singapura atau naik kereta gantung bertarif 8 dollar Singapura.
Dari angkasa nikmatilah pemandangan perairan dan cahaya-cahaya dari Pulau Sentosa, termasuk Pulau Batam di negeri ini.
Jika sudah sampai Pulau Sentosa, jangan lewatkan Underwater World dengan harga tiket 23 dollar Singapura meski wahana serupa di Taman Impian Jaya Ancol bisa dikatakan lebih bagus. Selain itu, baik pula mengunjungi Science Centre dengan harga tiket 9 dollar Singapura dan Omni Theatre, yang mempertontonkan film-film dengan harga tiket 10 dollar.
Tak jauh dari Omni Theatre, ada Snow City, tempat berselancar es dengan tiket masuk 16 dollar Singapura.
Unggul
Selama tiga hari berwisata di Singapura, gambaran yang muncul adalah bangsa tersebut memang unggul. Meski potensi wisatanya tak sehebat Indonesia, bangsa itu amat pandai berpromosi dan mengemas produk-produknya.
Jadi, tak perlu heran jika orang-orang Indonesia banyak yang terpikat dengan pesona negeri di semenanjung Malaya tersebut dan tak bosan-bosannya kembali ke sana. (Ambrosius Harto Manumoyoso)
Sumber: http://cetak.kompas.com (28 Maret 2009)