Samarinda - Ada banyak kesenian Jawa yang berkembang di Kota Samarinda seiring terbentuknya paguyuban seni yang mengangkat kesenian tradisional seperti‘ Tari Jaranan‘ reog‘ campursari serta ludruk. Namun hanya sedikit yang mampu bertahan hingga sekarang. Eksistensi kelompok kesenian perlahan memudar lantaran tidak dibarengi dengan pembinaan yang baik serta didukung pendanaan yang kuat.
Kesenian Ludruk Indah Persada pimpinan H Moch Subakri‘ bertempat di Jl AM Sangaji Belibis‘ Samarinda‘ salah satu yang masih bertahan hingga sekarang. Kini anggotanya yang aktif berjumlah 25 orang. Usianya bervariasi antara 18 hingga 40 tahun.
Ludruk Indah Persada kerap tampil mengisi acara di kampung-kampung seperti khitanan‘ kawinan serta bersih desa. Selain itu‘ kelompok ini juga pernah mendapat undangan dari PT Sampoerna untuk mengisi acara. Dengan iringan alat musik gamelan‘ kelompok ini akan menyuguhkan kesenian Ludruk Campursari yang begitu khas sehingga memuaskan hati peminatnya.
Mengenai tarif‘ kelompok ludruk ini tidak pernah mematok harga khusus. "Kami tidak pernah memasang harga karena kelompok kesenian ini bukan untuk dikomersilkan. Awalnya saya membentuk Ludruk Indah Persada hanya untuk melestarikan kesenian daerah yang mulai terkikis tergantikan dengan budaya asing yang begitu gencar masuk melalui berbagai media‘ seperti televisi‘ internet serta majalah‘" ujar Subakri.
Namun‘ ia mengungkapkan tarif yang diterimanya untuk kawasan Samarinda sebesar Rp 10 juta. Kelompok ini tidak hanya tampil di kawasan Samarinda‘ mereka kerap diundang pentas di Bontang‘ Sangasanga‘ Muara Badak‘ Jonggon‘ Pulau Atas dan Sebulu.
"Bahkan setiap sebulan sekali kami mendapat kesempatan untuk tampil di RRI membawakan kesenian ludruk‘" tambahnya. Kelompok Ludruk Indah Persada terbentuk sejak 1982. Di bawah bendera Indah Persada‘ Subakri mengajak rekan-rekannya bergabung untuk mendalami kesenian jaranan.
Ia mengusung kesenian Ludruk Campursari yang menjadi ikon seni tradisi Jawa Timur. Seperti gayung bersambut‘ ternyata usaha melestarikan tradisi seni Ludruk Campursari mendapat sambutan positif di tengah-tengah komunitas pendukungnya.
Pada awalnya jumlah anggotanya 60 orang namun karena beberapa ada yang memiliki kesibukan‘ anggotanya makin berkurang menjadi 25 orang yang aktif. Ia mengakui‘ peran pemerintah untuk memajukan kesenian tradisional baik dari daerah Kaltim maupun Jawa sangat diperlukan. Sehingga perlu dukungan pemerintah terkait agar kelompok kesenian di Samarinda ini tetap eksis. Bukan hanya sokongan dana‘ tapi sekaligus ikut mempromosikan kesenian daerah dalam setiap even-even berskala besar.
Sumber: www.tribunkaltim.com (5 Maret 2008)