Balimau Diminta Kembali ke Fungsi Awal

Kampar Timuar, Riau - Tradisi mandi balimau yang dilaksanakan masyarakat Kabupaten Kampar setiap tahunnya menjelang Ramadhan sampai saat ini masih menjadi polemik bagi masyarakat, terutama tokoh agama. Tokoh agama Kampar meminta agar Pemerintah Kampar mengembalikan konsep dan pelaksanaan Balimau Kasai saat ini sudah salah kaprah dan salah cara.

"Balimau kasai konsepnya silaturahmi, bukan mandi," ujar Ust Amir syarifuddin Tambusai al Kholidy kepada Riauaksi.com, Minggu (7/7/13).

Pembina ilmu tasawuf Kabupaten Kampar dan Biro Dakwah Jamiah Ahli Tariqoh Mukmataroh Indonesia (JATMI) ini menyatakan keprihatinannya melihat tradisi balimau kasai yg sudah salah, padahal balimau kasai ini sendiri konsepnya silaturahmi. Dimana warga mendatangi rumah sanak saudaranya untuk silaturahmi dan minta maaf untuk menyambut Ramadhan. Saat mengunjungi saudara mereka biasanya membawa jeruk yaang direbus (limau) dan lulur (kasai) sebagai simbol pembersihan. kamar mandi, bukan mandi beramai ramai dimana suami bisa lihat iistri orang mandi dan ayah lihat anak gadis orang mandi" ujarnya.

Untuk itu Ustad kondang di Kampar ini meminta Pemkab Kampar bisa mengembalikan konsep balimau ke konsepnya. Misalnya dengan mengubah event mandi menjadi ajang silaturahmi bukan acara mandi. "Ini memang kerja besar, melarang mandi bersama itu butuh komitmen besar," ujarnya.

Apalagi setiap balimau kasai selalu ada korban nyawa, baik karena tenggelam maupun kecelakaan lalu lintas. "Ini juga suatu peringatan bahwa ini mesti dikaji lagi," ujarnya.

Amir juga mengimbau masyarakat agar jangan mengotori Ramadhan dengan mandi bersama, melihat aurat yang lain dengan iringan musik merangsang. "Ramadhan itu tamu, mari sambut dengaan hati yang bersih, badan yang bersih dan cara yang bersih, "ujarnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts