Jakarta - Kementerian Luar Negeri mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu pendaftaran warisan budaya RI ke UNESCO daripada protes saat negara lain mengklaim budaya RI.
Hal ini disampaikan Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Duta Besar Esti Andayani saat menjadi pembicara pada Seminar Tari dalam rangka World Dance Day 2015 bertema “Tari: Nafas dan Kehidupan” di Solo, Rabu (29/4/2015).
Dia berbagi wawasan mengenai upaya pemerintah Indonesia melindungi warisan budaya Indonesia dalam kerangka UNESCO dan World Intellectual Property Organization (WIPO). Menurutnya, kesuksesan perlindungan warisan budaya Indonesia memerlukan kerjasama yang baik dari segenap lapisan masyarakat.
Dia mengajak para peserta untuk tidak bereaksi negatif terhadap klaim negara lain terhadap budaya Indonesia. “Hal yang perlu dilakukan adalah mendukung pendaftaran warisan budaya Indonesia ke UNESCO. Juga perlu dibentuk database nasional yang integrated yang memuat daftar seluruh traditional knowledge dan traditional cultural expression Indonesia,” katanya seperti dikutip Bisnis dari situs Kemlu, Kamis (30/4/2015).
Esti menambahkan database nasional itu akan sangat bermanfaat dalam mengantisipai klaim pihak asing atas warisan budaya Indonesia. Sementara itu, Indonesia di forum WIPO aktif memperjuangkan draft internationally legally binding instrument untuk menjamin perlindungan yang efektif untuk sumber daya genetika, pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional.
Seminar Tari yang diadakan di Gedung Rektorat Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu adalah bagian dari peringatan World Dance Day yang jatuh setiap tanggal 29 April. Selain Dubes Esti, pembicara lainnya dalam seminar kali ini adalah Mooryati Soedibyo (Mustika Ratu), Entus Susmono (Bupati Tegal), Endang Caturwati (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan Mudji Sutrisno (Budayawan).
Sumber: http://kabar24.bisnis.com