Jakarta - Musik Melayu bukanlah satu-satunya genre musik yang ada. Adanya arus globalisasi dapat menjadi salah satu alasan mengapa musik Melayu tidak diminati generasi muda Indonesia. Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, kalau anak muda ditanya soal musik Melayu, belum tentu mereka ada yang mampu menjawabnya.
"Coba tanya kepada anak-anak muda tentang musik Melayu, banyak yang sudah tidak tahu. Dibutuhkan effort yang sangat keras dan kreativitas dalam mengenalkan Melayu kepada anak-anak," tuturnya di Jakarta, pertengahan pekan kemarin.
Menurut Fadli, warisan budaya Melayu dalam bentuk apa pun tetap harus dipertahankan. Hal itu agar kekayaan budaya milik Indonesia tidak dilupakan generasi muda. "Upaya untuk melestarikan musik Melayu bagi generasi penerus bangsa sangat penting," katanya.
Penggagas JMF, Geisz Chalifah, berupaya melestarikan budaya Melayu dengan membuat pertunjukan JMF. Geisz mencoba untuk dapat memberikan alternatif musik bagi kaum pemuda. Dia ingin mengubah perspektif masyarakat bahwa musik Melayu hanya identik khusus untuk kalangan tua. "Festival ini menjadi tanda bahwa lagu melayu juga untuk anak muda. Tidak hanya untuk orang tua," kata Geisz menjelaskan.
Dalam perhelatan kelima, Geisz mengaku komposisi konser di JMF tetap tidak akan meninggalkan orisinalitas musik Melayu itu sendiri. Meski begitu, JMF akan memunculkan kesan bahwa musik Melayu bisa lebih fresh dan melakukan pendekatan lewat festival untuk menyasar anak muda. Untuk itu, Geisz menggandeng tokoh yang memiliki kepedulian dengan budaya Melayu, seperti Fadli Zon, Ferry Mursyidan Baldan, dan Anies Baswedan.
Selain berusaha memopulerkan kembali musik Melayu lewat JMF, Anies Baswedan memberikan satu saran dalam mengenalkan musik Melayu kepada generasi muda. Menurut dia, genre musik tersebut dapat dikenalkan kepada anak sedari dini. "Jangan dikasih waktu sudah besar. Mereka sudah punya selera musik. Kalau kita kasih ya malah mental," kata Anies.
Di dalam perhelatannya, JMF menampilkan dua penyanyi yang masih tergolong muda dalam mendalami musik Melayu. Keduanya adalah Kiki Ameera dan Nong Niken. Niken sendiri mengaku tidak ragu untuk terjun ke genre Melayu.
"Saya tahu ruang lingkup untuk bertahan di (musik) Melayu itu sulit, tapi saya napas saja sudah Melayu. Cara berbicara di rumah pun ada dialek Melayunya," tutur Niken. Hadirnya musisi Melayu muda diharapkan dapat menghilangkan kesan tua dari genre musik tersebut di masyarakat.
Sumber: http://www.republika.co.id