Tangerang, Banten - Seniman tari dari dalam dan luar negeri melakukan pengenalan budaya ke sejumlah sekolah dan pusat belanja di Kota Tangerang dalam rangkaian Tangerang International Folklore Festival 2016.
"Hari ini, jadwal para seniman tari Folklore Festival adalah melakukan pengenalan budaya kepada pelajar di sekolah dan masyarakat di pusat belanja. Para seniman akan mengenalkan setiap budaya di negaranya masing-masing," kata Ketua Pelaksana Tangerang International Folklore Festival 2016, Fadil di Tangerang, Selasa.
Ia mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan seni dan budaya di masyarakat terutama pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
Khususnya, seni dan budaya tradisional Indonesia agar tak dilupakan oleh masyarakat di dalam negeri.
"Ini adalah upaya dari pemerintah untuk melestarikan seni dan budaya," ujarnya.
Pada Selasa ini, kata Fadil, lokasi yang menjadi kunjungan para seniman tari adalah SMA Negeri 2, SMA Negeri 1, SMA Negeri 7 dan Pusat Belanja Tangerang City.
Selain melakukan pengenalan budaya, para senimana tari juga menggelar workshop bagi pelajar dan masyarakat.
"Sistemnya tak hanya menampilkan tarian saja tetapi juga membuka sesi tanya jawab agar bisa memberikan ilmu pengetahuan mengenai seni dan tari," paparnya.
Perlu diketahui, angerang International Folklore Festival 2016 diselenggarakan selama enam hari mulai tanggal 21 - 26 Agustus di Kota Tangerang. Berbagai kegiatan telah disiapkan dengan pusat acara yakni di halaman pusat pemerintahan kota tangerang.
Adapun empat negara yang ikut serta dan mengirim perwakilan senimannya adalah India, Srilanka, Filiphina dan Meksiko.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, Tangerang International Folklore Festival 2016 merupakan Festival kesenian rakyat yang diadakan untuk melestarikan dan mempertunjukan tarian daerah masing - masing kepada masyarakat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam rangka mewujudkan kota yang layak dikunjungi serta wadah internasional dalam melestarikan seni dan budaya masing-masing.
Sumber: http://regional.kompas.com