Ternate, Maluku Utara - Kementerian Kelautan dan Perikanan memasukan Teluk Jailolo di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut) menjadi salah satu pengembangan wisata bawah laut di Indonesia.
Kadis Kelautan dan Perikanan Halbar, Frederik Budiman, ketika dihubungi di Jailolo, Kamis, mengatakan, masuknya Teluk Jailolo sebagai kawasan pengembangan wisata bawah laut di Indonesia disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, saat berkunjung di Jailolo pekan lalu.
Kementerian Kelautan dan Perikanan memasukan Teluk Jailolo sebagai kawasan pengembangan wisata bawah laut, karena teluk itu memiliki keindahan panorama bawah laut dan sangat potensial untuk dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Frederik mengatakan, Pemkab Halbar sangat mendukung masuknya Teluk Jailolo menjadi kawasan pengembangan wisata bawah laut di Indonesia, karena sejak awal Pemkab telah menjadikan Teluk Jailolo sebagai salah satu objek wisata andalan.
Bahkan, sejak 2009, Pemkab Halbar menjadikan teluk Jailolo sebagai lokasi penyelenggaraan festival Teluk Jailolo. Festival itu akan diupayakan masuk dalam kalender kegiatan wisata nasional.
"Pemkab Halbar juga telah melakukan berbagai program untuk mendukung keberadaan Teluk Jailolo sebagai objek wisata bawah laut, seperti mengintensifkan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian Teluk Jailolo," ujarnya.
Untuk menjaga kelestarian Teluk Jailolo tersebut, Pemkab Halbar telah mengeluarkan larangan bagi masyarakat untuk mengambil batu karang di Teluk Jailolo menjadi bahan bangunan serta tidak mengizinkan alat tangkap ikan yang dapat merusak terumbu karang di kawasan itu.
"Ia mengatakan, Pemkab Halbar juga telah mengupayakan pelestarian kawasan hutan mangrove yang ada di sepanjang Teluk Jailolo, bahkan Pemkab telah mengirim tim ke Pulau Bintan, Kepulauan Riau untuk mempelajari teknik pembudidayaan hutan bakau.
Frederik mengajak masyarakat Halbar, khususnya yang berada di pesisir Jailolo untuk menjaga kelestarian teluk tersebut, karena masyarakat nantinya tidak hanya menikmati pendapatan dari hasil penangkapan ikan, tapi juga dari adanya kegiatan wisata di kawasan itu.
Daerah lainnya di Indonesia yang dimasukan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam kawasan pengembangan wisata bawah laut di antaranya Raja Ampat di Papua Barat, Pulau Buruh di Maluku dan Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah. (T.L002/M012/P003)
Sumber: http://www.antaranews.com
Kadis Kelautan dan Perikanan Halbar, Frederik Budiman, ketika dihubungi di Jailolo, Kamis, mengatakan, masuknya Teluk Jailolo sebagai kawasan pengembangan wisata bawah laut di Indonesia disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, saat berkunjung di Jailolo pekan lalu.
Kementerian Kelautan dan Perikanan memasukan Teluk Jailolo sebagai kawasan pengembangan wisata bawah laut, karena teluk itu memiliki keindahan panorama bawah laut dan sangat potensial untuk dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Frederik mengatakan, Pemkab Halbar sangat mendukung masuknya Teluk Jailolo menjadi kawasan pengembangan wisata bawah laut di Indonesia, karena sejak awal Pemkab telah menjadikan Teluk Jailolo sebagai salah satu objek wisata andalan.
Bahkan, sejak 2009, Pemkab Halbar menjadikan teluk Jailolo sebagai lokasi penyelenggaraan festival Teluk Jailolo. Festival itu akan diupayakan masuk dalam kalender kegiatan wisata nasional.
"Pemkab Halbar juga telah melakukan berbagai program untuk mendukung keberadaan Teluk Jailolo sebagai objek wisata bawah laut, seperti mengintensifkan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian Teluk Jailolo," ujarnya.
Untuk menjaga kelestarian Teluk Jailolo tersebut, Pemkab Halbar telah mengeluarkan larangan bagi masyarakat untuk mengambil batu karang di Teluk Jailolo menjadi bahan bangunan serta tidak mengizinkan alat tangkap ikan yang dapat merusak terumbu karang di kawasan itu.
"Ia mengatakan, Pemkab Halbar juga telah mengupayakan pelestarian kawasan hutan mangrove yang ada di sepanjang Teluk Jailolo, bahkan Pemkab telah mengirim tim ke Pulau Bintan, Kepulauan Riau untuk mempelajari teknik pembudidayaan hutan bakau.
Frederik mengajak masyarakat Halbar, khususnya yang berada di pesisir Jailolo untuk menjaga kelestarian teluk tersebut, karena masyarakat nantinya tidak hanya menikmati pendapatan dari hasil penangkapan ikan, tapi juga dari adanya kegiatan wisata di kawasan itu.
Daerah lainnya di Indonesia yang dimasukan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam kawasan pengembangan wisata bawah laut di antaranya Raja Ampat di Papua Barat, Pulau Buruh di Maluku dan Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah. (T.L002/M012/P003)
Sumber: http://www.antaranews.com