Sukoharjo, Jateng - Wakil Menteri (Wamen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wiendu Nuryanti meminta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) meningkatkan kualitas agar digemari pasar dan pemilik modal.
Produk jamu tradisional yang mayoritas diproduksi di Sukoharjo saat ini diusulkan menjadi warisan budaya dunia. Karena produk jamu merupakan warisan budaya Indonesia yang tak dimiliki negara lain.
Pada Desember 2013, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unecso) akan menyidangkan produk tenun asal Indonesia menjadi warisan budaya dunia. Dengan keberhasilan tenun tercatat di Unesco maka menjadi warisan budaya kedua setelah batik.
Pernyataan Wamen Kemendikbud, Wiendu tersebut disampaikan di hadapan pelaku UMKM, pengusaha dan pelaku bisnis di Sukoharjo, Sabtu (22/6/2013) di Grha Satya Praja, Kompleks Kantor Pemkab Sukoharjo.
“Sukoharjo dikenal dengan sebutan kota tekstil dan jamu tradisional Indonesia. Tahun ini Kemendikbud telah menyusun dokumen soal jamu tradisional untuk diusulkan ke Unesco menjadi warisan budaya dunia. Namun sebelum jamu, Indonesia telah mengajukan tenun menjadi warisan dunia asal Indonesia. Unesco akan menyidangkan kerajinan tenun pada 4-6 Desember mendatang,” ujarnya.
Usulan Wamen itu juga dituliskan pada whiteboard di stan jamu Kecamatan Nguter, Sukoharjo saat melihat-lihat hasil produk UMKM se-Sukoharjo. Selamat, semoga Jamu bisa ditetapkan Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia.
Itulah kalimat yang dituliskan Wamen di stan Kecamatan Nguter. Dikatakan oleh Wamen, semenjak batik ditetapkan menjadi warisan budaya dunia telah memiliki nilai tambah hingga 300% atau lebih dari Rp1 triliun.
“Idealnya jamu dikirim ke Unesco untuk ditetapkan menjadi warisan budaya dunia. Kemendikbud siap membantu melakukan pendampingan dokumen, pelatihan, kajian dan bekerja sama dengan kementerian luar negeri dan Kesra,” ujar Wiendu.
Kendala Pemasaran
Menurutnya, peranan UMKM dalam memajukan daerah cukup signifikan dan tak lekang oleh terjangan krisis ekonomi. “UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja dan menjadi leading sector penanggulangan krisis.”
Namun kendala modal dan pemasaran masih menghantui pelaku UMKM. Wamen berharap pelaku usaha besar mau menjadi mitra pengelola UMKM sehingga produk UMKM bisa dipasarkan di pasal global. Wamen juga berharap pelaku UMKM menjadi wirausaha handal. Sebab, jelasnya, wirausaha di Indonesia baru mencapai 1,65% atau sebanyak 7,12 juta dari total penduduk Indonesia sekitar 241.452.952 orang.
“Padahal Indonesia memiliki sumber daya alam dan budaya yang cukup besar. Jumlah pengangguran mencapai 28,5 juta atau sekitar 12%. Untuk itu perlu dikembangkan industri berbasis budaya.”
Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya menyatakan, jumlah UMKM di Kota Makmur sebanyak 28.618 lokasi. Terdiri atas kluster-kluster seperti kluster rotan di Kecamatan Gatak, kluster gamelan di Wirun, Kecamatan Mojolaban, kluster jamu di Kecamatan Nguter dan sebagainya. Bupati juga menyambut baik ide Wamen Kemendikbud yang akan mengusulkan jamu tradisional menjadi warisan budaya dunia.
“Produk jamu asal Sukoharjo sudah merambah ke luar Jawa dan luar negeri.”
Sumber: http://www.solopos.com