Banda Aceh, NAD – Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengharapkan dengan adanya Pekan kebudayaan Aceh (PKA) yang dilaksanakan selama 4 tahun sekali menjadi ajang mempererat silaturahmi masyarakat Aceh. Demikian yang disampaika, Zaini Abdullah, Jum’at (20/9/2013) di hadapan presiden dan tamu undangan lainnya.
“Adat bak poe temeruhom, hukum bak syiah kuala. Hukom dan adat lage zat ngoe sifeut. Itulah cerminan hukum dan adat di Aceh yang tidak bisa dipisahkan,” ujar Mantan Menteri Kesehatan GAM tersebut.
Gubernur menilai di tengah era globalisasi nilai budaya itu terpengaruh budaya luar, perlu perhatian pemerintah hingga PKA merupakan pemersatu masyarakat Aceh.
Oleh karena itu pemerintah Aceh akan terus komitmen melaksanakan PKA empat tahun sekali. “Atas nama rakyat Aceh kami juga ucapkan terima kasih pada presiden atas penegakan dinul Islam di Aceh,” tandasnya.
Sambungnya, even PKA ini juga merupakan refleksi diri pembangunan di Aceh. Karna di PKA ini juga ada stand-stand yang akan memberikan informasi pembangunan dan pariwisata Aceh. Hingga masyarakat yang datang tidak hanya menyaksikan atraksi budaya tapi juga bisa melihat cerminan Rakyat Aceh masa lalu dan sekarang.
Sumber: http://theglobejournal.com