Pelangi Negeri Junjungan, Giliran Minang Maoyak Bengkalis

Bengkalis, Riau - Malam Seni Pelangi Negeri Junjungan persempena hari jadi ke-504 Bengkalis digelar sejak tanggal 1 Agustus di Lapangan Tugu, Bengkalis, memasuki pegelaran keempat.

Pada pegelaran keempat ini, giliran seniman dari suku Minang 'ma oyak' (mengoyang) Bengkalis.

Jika pada malam pertama, masyarakat Kota Bengkalis disugui tarian dan lagu-lagu berirama Melayu yang dibawakan oleh seniman suku Melayu.

Dan pada pegelaran kedua, giliran suku Tionghoa membuat para penonton terpukau.

Sementara pada pegelaran ketiga giliran suku Batak unjuk kebolehan.

Bahkan sebagaimana kebiasaan masyarakat Batak dengan ciri khas manotor. Dalam penampilan ini juga tak ketinggalan mengajak para penonton untuk turun manotor sembari menyelipkan saweran kepada penyanyi.

Pada pegelaran keempat, Minggu (7/8/16) malam, giliran suku Minang menghibur warga Kota Bengkalis.

Berbagai kesenian khas Minang ditampilkan. Seperti tabu tansa, dan lagu-lagu pop Minang tahun 70-80 an yang dibawakan biduan Minang Kota Bengkalis dan sekitarnya, berhasil membuat penonton terpukau dan bernostalgia dengan kampung halaman.

Diantaranya, lagu Batu Tagak dan Palai Bada yang dipopulerkan biduanita terkenal Minang, Elly Kasim.

Rasanya tidak lengkap rasa Minangnya kalau tak menampilkan tari piring. Malam itu ditampilkan tari piring kreasi berjudul "Rapat Linduang" oleh penari tunggal.

Dalam tari kreasi ini si penari juga tak ketinggalan menginjak pecahan beling (kaca) yang sudah dipersiapkan. Usai tari piring kreasi, para penonton semakin tenggelam oleh tiupan Bansi dari Asril yang mendayu-dayu.

Malam seni ini merupakan wadah bagi suku-suku yang mendiami Pulau Bengkalis, seperti Suku Melayu, Batak, Minang, Jawa, Tionghoa, Suku Asli, Lombok dan suku lainnya. Para suku ini secara begiliran menampilkan budayanya masing-masing. [rdi]

-

Arsip Blog

Recent Posts