200 Pelajar Baca Gurindam di Festival Bahari Kepri 2016

Tanjungpinang, Kepri - Festival Bahari Kepri bukan sekadar festival hura-hura melainkan juga festival yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.

Setidaknya sedemikian festival ini ditaja. Sebab itu, dalam senarai kegiatannya tidak lupa memasukkan kegiatan yang kebudayaan yang bertujuan mengajarkan budi pekerti agar semakin terpatri di hati. Utamanya bagi kalangan generasi muda, sebagai generasi penerus pembangunan provinsi ini.

Di antara kegiatan berbasis kebudayaan yang dilakukan itu, hadirlah Lomba Baca Gurindam Dua Belas. Ini merupakan sajian lomba yang pada dua tahun sebelumnya selalu ada pada setiap helatan Festival Sungai Carang, yang merupakan embrio dari Festival Bahari Kepri.

Budayawan Melayu Rida K Liamsi menginginkan agar kebudayaan itu bukan sekadar diupayakan dan dikerjakan oleh orang-orang tua, tapi juga generasi muda.

“Bebaskan anak-anak muda itu berkreasi dalam membaca gurindam. Buat mereka dekat dengan gurindam. Itu agar gurindam bukan saja terpatri di dinding-dinding, tapi juga di hati mereka,” kata Rida, pada sebuah seminarnya.

Bertempat di panggung terbuka area pujasera Melayu Square, Selasa (25/10/2016) kemarin Lomba Baca Gurindam Dua Belas digelar. Ada 200 pelajar yang tergabung dalam 25 kelompok saling unjuk kreativitas membacakan syair gubahan Raja Ali Haji ini. Sebagaimana yang Rida K Liamsi mau, seluruh pelajar itu dibebaskan berkreativitas dalam membacakan gurindam.

Ada yang dibarengi dengan iringan musik tradisional, bahkan ada pula yang membawakannya sambil menggunakan aransemen modern seperti hip-hop atau musik keras. Sehingga teks Gurindam Dua Belas yang semula ‘diam’ itu di tangan-tangan anak muda ini jadi ‘hidup’.

Heru Untung Leksono, satu dari tiga dewan juri menilai, kreativitas yang ditampilkan oleh 200 pelajar ini tetap ada batas. Maksudnya, kata dia, karena ini lomba pembacaan maka cara membacanya pun harus memiliki intonasi dan interpretasi yang baik.

“Musik itu hanya pengiring, penambah suasana, jadi kami tetap fokus menilai pembacaannya,” kata Heru.

Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti mengapresiasi kegiatan ini dengan dua jempolnya. Kata Guntur, Festival Bahari Kepri memang tidak bisa bila hanya sekadar festival seremonial tanpa memberikan upaya-upaya pelestarian kebudayaan. Karena itu, Guntur tak ragu mengiyakan gelaran Panggung Penyair dan Lomba Baca Gurindam Dua Belas ini sebagai upaya mengingkatkan kembali kegemilangan kebudayaan Tanjungpinang.

“Saya tidak pernah ragu, dari dahulu Tanjungpinang itu dermaga sastra Indonesia. Gurindam Dua Belas ini juga karya agung yang diakui seluruh dunia itu lahir di Tanjungpinang. Anak-anak muda harus tahu dan bangga bila membacakannya,” pungkas Guntur.

-

Arsip Blog

Recent Posts