Getar Angklung Gubrak di Tangerang Kian Sayup-Sayup

Tangerang, Banten - Getar dan gaung kesenian Angklung Gubrak di Kabupaten Tangerang sudah mulai sayup-sayup. Sudah hampir dua tahun ini, seni musik tradisional yang terbuat dari bambu tersebut, jarang terdengar lagi, baik di acara pemerintahan maupun acara-acara ritual tujuh bulanan, atau khitanan. Angklung Gubrak kian tersisih dari langgam kesenian tradisional.

Sarkani, pengurus Sanggar Angklung Gubrak Putra Kemuning di Kampung Tonjong, RT 04/02, Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang mengungkapkan, biasanya Angklung Gubrak ini sering ditampilkan di acara-acara pemerintahan, seperti HUT Kabupaten Tangerang, atau acara-acara tujuh bulanan, dan khitanan. Tapi sudah dua tahun ini, kata Sarkani, tidak pernah dihubungi oleh Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Diporbudpar) Kabupaten Tangerang, sebagai penghubung setiap kegiatan seni budaya yang ada di Kabupaten Tangerang.

“Sudah dua tahun ini memang kita tidak pernah diajak tampil di acara pemerintahan. Biasanya, kalau ada acara apa-apa, atau ulang tahun Kabupaten Tangerang selalu diundang, tapi ini tidak lagi,” ujar Sarkani kepada merahputih.com, Jumat (28/10).

Ia juga mengungkapkan, sejauh ini, perhatian pemerintah baru sebatas memberikan seragam, serta plang tulisan Sanggar Angklung Gubrak di depan gang kawasan rumahnya.

“Sama kalau ada kegiatan seni budaya, kita ditampilkan. Tapi sudah dua tahun ini, enggak ada panggilan lagi,” katanya.

Sarkani berharap, pada acara HUT Kabupaten Tangerang bulan Desember 2016 mendatang, kesenian Angklung Gubrak miliknya bisa tampil dan menghibur masyarakat Kabupaten Tangerang. Selain itu, kata Sarkani, supaya masyarakat luas tahu, bahwa Kabupaten Tangerang memiliki kesenian yang unik, yaitu Angklung Gubrak.

Angklung Gubrak berbeda dengan kesenian angklung dari Jawa Barat atau Bandung. Karena, lahirnya kesenian angklung gubrak ini, menurut Amin, salah seorang praktisi seni Angklung Gubrak, sekaligus pawang, dan keturunan yang ke-9 dari Ko Gedoy (pencetus seni angklung gubrak-red), tidak menggunakan nada pelog atau selendro, tetapi awalnya dibuat asal bunyi.

-

Arsip Blog

Recent Posts