Medan, Sumut - Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, Rumah Karya Indonesia akan kembali menggelar Jong Bataks Arts Festival #3 2016 pada 25-28 Oktober 2016 di Taman Budaya Sumatera Utara dengan menampilkan kolaborasi Seni Topeng dari Toba, Karo, Angkola, Mandailing, Simalungun, dan Pakpak.
Pegelaran Jong Bataks Arts Festival Ketiga 2016 resmi dibuka di Taman Budaya Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Selasa (25/10/2016) sore.
Dalam pembukaan acara, tampil penari tradisonal Batak. Para penari terlihat maju ke depan panggung yang mengenakan pakaian adat batak dari sub etnisnya masing-masing, yakni Toba, Mandailing, Simalungun, Karo dan Pakpak.
Secara bergantian, mereka menampilkan tarian Batak dari puak masing-masing. Tampak penonton antusias menyaksikannya dan diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah.
Rangkaian acara pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi yang mengisahkan ihwal Tao Toba itu. Dibacakan oleh Agus Susilo dengan penghayatan yang tinggi, puisi memikat para pengunjung.
Selain tari-tarian dan puisi, festival juga menampilkan pertunjukan prolog mengenai Legenda Sampuraga dari Batak Mandailing. Kisah klasik ini bercerita tentang perilaku Sampuraga yang tidak mengakui ibunya.
Aksi pemeran utama Riski boru Nasution membuat penonton kagum dan akhirnya mendapat respons yang meriah.
"Prolog ini merupakan kisah yang menyarankan kita supaya tetap menghargai orangtua ataupun para leluhur kita," ujar boru Nasution yang disambut apresiasi dari penonton seperti dikutip dari situs batakgaul.
“Jong Bataks Arst Festival merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membangun mental berkarakter Pancasila, menumbuhkan semangat nasionalisme, serta mengangkat kembali keragaman seni tradisional di Sumatera Utara,” ungkap Direktur Rumah Karya Indonesia Ojak Manalu seperti dikutip dari bataktoday.
Ojak mengatakan, Jong Batak Arts Festival #3 2016 dikemas menjadi wadah untuk mengembangkan spirit nasionalisme di kalangan generasi muda. Rumah Karya Indonesia bertekad memaknai, merawat dan menghidupkan tradisi melalui kreativitas karya seni.
Dijelaskan, festival tahun ini khusus mengusung konsep Ritual Topeng Batak sebagai kekayaan nasionalisme bangsa. Topeng merupakan salah satu aspek seni tertua di dunia dan dipercayai masyarakat sebagai media untuk mendatangkan roh nenek moyang. Persoalannya, Seni Topeng Batak nyaris dilupakan. Maka dari itu, Rumah Karya Indonesia melalui seni pertunjukan bermaksud menggugah kembali semangat pemuda dalam mengenal akar kebudayaannya.
“Penggalian kembali Ritual Topeng Batak sebagai kekayaan budaya bangsa dalam seni pertunjukan menjadi ikon Jong Bataks Arts Festival 2016 untuk menarik simpati para pemuda,” pungkas Ojak.
Gundala-Gundala dari Karo, Sirugut dari Angkola, Sigale-gale dari Toba, Huda-Huda dari Simalungun dan Mangkuda-kuda dari Pak-pak akan hadir sebagai seni pertunjukan. Selain konsep ritual Topeng, Jong Bataks Arts Festival #3 juga akan menggelar pertunjukan seni berbasis multi etnis (Batak, Melayu, Jawa, Minang). Sedang Karnaval Budaya akan berlangsung tepat di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016, yakni mengelilingi pusat Kota Medan dengan rute Taman Budaya-Lapangan Merdeka-Taman Budaya.
Tak hanya itu, pada hari pertama festival akan digelar Pameran Seni Rupa yang berkaitan dengan seluruh kebudayaan Batak. Lalu, akan ada Pameran Kerajinan Tangan dan Lomba Seni untuk tingkat pelajar. Bahkan, puluhan siswa yang berasal dari beberapa sekolah di Sumatera Utara juga berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Diantaranya, SMP Bethany, Yayasan perguruan HKBP Sidorame, SMA Nusantara Lubuk Pakam, serta beberapa sekolah lainnya.
Acara ini melibatkan 48 komunitas di Sumatera Utara. Ada seni tari, seni musik, sastra, teater dan sebagainya.
Sumber: http://www.netralnews.com