Simeulue, NAD — Mengungkap kasus dugaan korupsi di Simeulue dan di manapun memang tak segampang menyebut cabai bibir tak pedas. Persoalannya, pelaku korupsi umumnya orang berpendidikan, bahkan seorang pejabat teras. Namun dugaan korupsi di jajaran pemerintahaan Indonesia, khususnya di beberapa dinas di Simeulue, adalah tugas semua pihak untuk menuntaskannya. Karena menurut Ketua GeMa Simeulue Kota Medan, Mualim dan rekannya Ketua
(FPPS), M. Rapyan, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan penyebab hancurnya ekonomi bangsa.
Dalam pembicaraan waktu itu, Mualim, sebatas menyoroti dugaan proyek fiktif di Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue, "Sesungguhnya telah menjadi renungan dan agenda kerja kami, itu adalah korupsi. Manusianya sudah tiada berperasaan, orang seperti itu harus disikat habis."
Dia berasumsi, pengelolaan Dinas Pendidikan Simeulue amat riskan. Pasalnya, berkait langsung dengan penciptaan generasi Simeulue, 5 sampai dengan 100 tahun mendatang. Bila di institusi itu telah ada korupsi, maka hanya isapan jempol belaka cita-cita ingin memajukan Pulau Simeulue di masa datang. Tak kurang menarik menyoal komitmen Darmili dalam hal membersihkan jajarannya dari masalah korupsi. Persoalannya dia beberapa waktu lalu bersama M. Rapyan, melakukan pemantauan dan investigasi langsung di Dinkes dan RSU Simeulue.
Di sini, mereka mendapati betapa tidak transparansi dalam hal penggunaan anggaran daerah. Masa itu, apa yang mereka dengar, lihat, dan rasakan selain sudah mempublikasikan melalui media. Menurut Mualim MA, telah juga mereka sampaikan langsung kepada Darmili selaku Bupati Simeulue. "Dia waktu itu berjanji akan memanggil kepala dinasnya, juga oknum yang menyalah di RSU Simeulue serta menindak bersangkutan secara tegas. Apa lacur, hingga hari ini (baca: Minggu lalu) semua hanya kamuflase saja. Ini telah menimbulkan tanda tanya, juga interpretasi yang beragam," jelas Mualim. (Waspada)
Sumber : www.waspada.co.id 3 Agustus 2007