Robo-robo Jadi Event Wisata Kabupaten Pontianak

Mempawah, Kalbar – Perhelatan Budaya dan Pariwisata akbar event wisata Robo-robo tahun 2013 memasuki puncak acara. Peringatan napak tilas masuknya Raja Opu Daeng Manambon (ODM) di Kerajaan Mempawah pada tahun 1148 Hijriah atau 1737 Masehi dipusatkan di komplek Pelabuhan Regional Kuala Mempawah, Rabu (9/1). Perayaan event budaya Robo-roboktahun ini terasa semarak dan meriah.

Berbagai tamu mulai dari pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak, Pemprov Kalbar, raja-raja se-Nusantara, hingga pejabat daerah lainnya di Indonesia hadir untuk menyaksikan event budaya tahunan itu. Misalnya gubernur dan jajaran muspida dari Pemprov Bangka Belitung (Babel).

Sebelum dilaksanakannya acara puncak peringatan Robo-robo, Rabu (9/1), sejumlah rangkaian acara telah digelar. Misalnya kegiatan ziarah ke makam Opu Daeng Manambon yang berada di Dusun Sebukit Rama Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir pada Selasa (8/1).

Ziarah yang dipimpin oleh Raja Mempawah Pangeran Ratu Mulawangsa Dr Ir Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim MSc itu diikuti Bupati Pontianak H Ria Norsan, Wakil Bupati Pontianak H Rubijanto, dan jajaran muspida di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak.

Awal diperingatinya Robo-robo ini sendiri bermula dengan kedatangan rombongan Opu Daeng Manambon dan Putri Kesumba yang merupakan cucu Panembahan Mempawah kala itu, yakni Panembahan Senggaok yang merupakan keturunan Raja Patih Gumantar dari Kerajaan Bangkule Rajangk.

Masuknya Opu Daeng Manambon dan istrinya Putri Kesumba ke Mempawah bermaksud menerima kekuasaan dari Panembahan Putri Cermin kepada Putri Kesumba yang bergelar Ratu Agung Sinuhun bersama suaminya, Opu Daeng Manambon yang selanjutnya bergelar Pangeran Mas Surya Negara sebagai pejabat raja dalam Kerajaan Bangkule Rajangk.

Berlayarnya Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Matan Sukadana (Kabupaten Ketapang) diiringi sekitar 40 perahu. Saat masuk di Muara Kuala Mempawah, rombongan disambut dengan sukacita oleh masyarakat Mempawah. Penyambutan itu dilakukan dengan memasang berbagai kertas dan kain warna-warni di rumah-rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Bahkan beberapa warga pun menyongsong masuknya Opu Daeng Manambon ke Sungai Mempawah dengan menggunakan sampan.

Terharu karena melihat sambutan rakyat Mempawah yang cukup meriah, Opu Daeng Manambon pun memberikan bekal makanannya kepada warga yang berada di pinggir sungai untuk dapat dinikmati mereka juga. Karena saat kedatangannya bertepatan dengan hari Minggu terakhir bulan Safar, lantas rombongan tersebut menyempatkan diri turun di Kuala Mempawah. Selanjutnya Opu Daeng Manambon yang merupakan keturunan dari Kerajaan Luwu Sulawesi Selatan, berdoa bersama dengan warga yang menyambutnya, mohon keselamatan kepada Allah agar dijauhkan dari bala dan petaka.

Usai melakukan doa, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Prosesi itulah yang kemudian dijadikan sebagai awal digelarnya hari Robo-robo yang saban tahun rutin dilakukan warga Mempawah dengan melakukan makan di luar rumah bersama sanak saudara dan tetangga.

Dinamakan Robo-robo karena ritual ini digelar setiap hari Rabu terakhir bulan Safar menurut penanggalan Hijriah. Tujuan digelarnya ritual ini adalah untuk memperingati kedatangan dan/atau napak tilas perjalanan Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan, Martapura, Kabupaten Ketapang, ke Kerajaan Mempawah, Kabupaten Pontianak, pada tahun 1737 M/1448 H.

Kebersamaan dan silaturahmi antarberbagai elemen masyarakat adalah nilai-nilai lain yang terkandung dalam prosesi ritual Robo-robo. Hal ini, misalnya, terlihat pada kegiatan makan saprahan. Makan saprahan adalah makan bersama-sama di halaman depan Istana Amantubillah menggunakan baki atau talam. Setiap baki atau talam (saprah) yang berisi nasi dan lauk biasanya diperuntukkan bagi empat atau lima orang. Dalam makan saprahan, keakraban terjalin, suasana mencair, dan sekat-sekat melebur jadi satu. Pada saat makan, tidak lagi dipersoalkan status, agama, dan asal-usul seseorang.

Hal lain yang tak kalah menariknya dalam ritual Robo-robo adalah dihidangkannya berbagai masakan khas istana dan daerah setempat yang mungkin tidak lagi populer di tengah-tengah masyarakat, seperti lauk opor ayam putih, sambal serai udang, selada timun, ikan masak asam pedas, dan sop ayam putih.

Sebagai penganan pencuci mulut disuguhkan kue sangon, kue jorong, bingke ubi, putuh buloh, dan pisang raja. Sementara untuk minumnya disediakan air serbat yang berkhasiat memulihkan stamina.

-

Arsip Blog

Recent Posts