Banda Aceh - Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mencanangkan tahun 2008 sebagai tahun wisata dan investasi. Diharapkan, dengan perdamaian yang terjadi tahun 2005, Aceh menjadi salah satu tujuan wisata dan investasi di Indonesia.
Harapan tersebut dikemukakan Gubernur NAD Irwandi Yusuf saat membuka ajang budaya Diwana Cakradonya di kawasan Pekan Kebudayaan Aceh di Banda Aceh, Sabtu (12/4) malam. Pembukaan tersebut, selain dihadiri para tetua adat Aceh, juga dihadiri Direktur Jenderal Sejarah, Seni, dan Film Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Cecep S.
Irwandi mengatakan, perdamaian harus mendatangkan keamanan, kenyamanan, dan kemakmuran, tidak hanya para wisatawan dan calon penanam modal, tetapi juga pada diri masyarakat Aceh sendiri.
”Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan seluruh pihak tahu kalau Aceh dalam kondisi damai dan aman,” tuturnya.
Sementara itu, Cecep mengatakan, pencanangan tahun 2008 sebagai tahun kunjungan wisata dan investasi Aceh sesuai dengan pencanangan tahun kunjungan wisata Indonesia di tahun ini. Menurutnya, sebagai sebuah kota tua, Aceh memiliki kekayaan budaya yang bisa dijadikan modal sebagai daerah wisata.
Dia menjelaskan, sudah 18 tahun lalu Indonesia terakhir kali menggalakkan slogan tahun kunjungan wisata, yaitu tahun 1991.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada tahun 2007, Indonesia berhasil mendatangkan wisatawan dengan jumlah sekitar 5,4 juta kunjungan.
Total devisa yang bisa diperoleh dari sektor ini mencapai Rp 5,3 triliun.
”Tahun 2008 ini, pemerintah mencanangkan target kunjungan wisata mencapai 7 juta. Dengan adanya Aceh sebagai daerah kunjungan wisata, diharapkan target itu tercapai,” katanya. (MHD)
Sumber: www.kompas.com (14 April 2008)