Manggarai Barat, NTT - Speedboat yang membawa kami dari Labuan Bajo merapat setelah satu jam perjalanan di Loh Liang, Pulau Komodo, beberapa waktu lalu. Loh Liang adalah pintu masuk utama Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Tarian caci, sebuah tarian perang, menyambut kami. Empat anak muda saling memecut dan menahan dengan tameng kayu.
Perjalanan berlanjut, empat komodo, kadal raksasa (Varanus komodoensis), berebut bangkai kambing yang sengaja dipancing untuk menarik perhatian.
Masyarakat lokal memanggil komodo ini dengan sebutan ora. Menurut kepercayaan setempat, makhluk ini adalah hasil perkawinan Putri Naga dengan seorang manusia bernama Najo. Putri Naga melahirkan anak kembar, yang satu manusia dan dinamai Gerong, yang satu lagi dinamai Ora. Karena hidupnya dipisahkan, saat bertemu di hutan, Gerong semula hendak membunuh Ora. Namun, karena diingatkan Putri Naga bahwa itu adalah saudaranya sendiri, Gerong pun memperlakukannya secara manusiawi.
Populasi komodo yang hidup di Taman Nasional Komodo diperkirakan masih sekitar 2.500 ekor.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Taman Nasional Komodo pada tahun 1991 sebagai World Heritage Site, tempat peninggalan purbakala yang merupakan warisan dunia. Reptil terbesar dan satu-satunya satwa purba yang masih tersisa di dunia ini semoga terjaga kelestariannya sehingga anak cucu kita masih bisa melihatnya, bukan sekadar dongeng belaka. (Agus Susanto)
Sumber: www.kompas.com (12 Maret 2008)