Kota Rantang Diteliti

Deli Serdang - Peneliti dari Indonesia, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat menemukan situs Kota Rantang yang terletak di Desa Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang. Temuan itu sekaligus melengkapi data sejarah yang pernah ada di Sumatera Utara.

”Dari temuan kami menunjukkan di sini pernah ada aktivitas penghunian. Buktinya, ada banyak temuan keramik China, batu nisan, dan tulang hewan. Kami masih menyelidiki aktivitas di sini ada sebelum atau sesudah kedatangan Islam di pesisir timur Sumatera,” tutur koordinator kegiatan penggalian situs, Nani H Wibisono, Kamis (24/4) saat ditemui di lokasi.

Nani mengatakan, aneka keramik yang ditemukan peneliti paling banyak berasal dari Dinasti Yuan abad ke-13-14. Ada juga temuan keramik dari Dinasti Ming abad ke-15, keramik Vietnam abad ke-14-16, keramik Thailand abad ke-14-16, keramik Burma abad ke-14-16, dan keramik Khmer abad ke-12- 14. Adapun batu nisan yang ada di lokasi bergaya Islam dengan bertuliskan syahadat tanpa ada angka tahun.

Di sekitar lokasi, tutur Nani, juga terdapat batu bata yang diduga bahan bangunan sebuah candi. Namun, dia tidak berani memastikan batu bata merah itu potongan candi. Batu-bata itu terkonsentrasi di sebuah gundukan tanah dengan sarang rayap di sekitarnya.

Penggalian di tempat ini berlangsung selama 12 hari. Pada hari ke-12, tim penggalian menutup lokasi penggalian dengan alasan dana. Selanjutnya tim yang terdiri atas Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, Balai Arkeologi, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Museum Negeri Medan, National University of Singapore, dan Boston University akan melanjutkan penelitian tahun depan.

Kerajaan Aru
Lokasi penggalian Situs Kota Rantang berada sekitar 15 kilometer barat laut Medan. Tim peneliti menggali enam kotak ekskavasi dengan kedalaman masing-masing 40 sampai 60 sentimeter. Peneliti asal Inggris, McKinnon, menduga keberadaan situs itu erat kaitannya dengan situs Kota China dan situs Kerajaan Aru. Awal penemuan situs itu adalah pada 1972 saat McKinnon mengunjungi lokasi itu bersama kolektor barang antik.

”Kerajaan Aru pernah mengirimkan utusannya ke Tiongkok pada 1290,” katanya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Tony Djubianto mengatakan, segala kemungkinan masih dalam penelitian. Yang jelas, tuturnya, temuan situs itu sangat besar artinya bagi penelusuran jejak sejarah budaya Sumut.

”Di lokasi kami juga menemukan potongan kayu bekas kapal,” katanya. Letak situs memang tidak jauh dari pantai timur Sumut, sekitar 10 kilometer.

Sebelum dilakukan penelitian, warga sering menemukan benda antik di lokasi. Benda-benda itu sebelumnya dibeli para kolektor untuk diperjualbelikan. (NDY)

Sumber: www.kompas.com (24 April 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts